Rapat Penting The Fed Segera Dimulai, Rupiah Menguat!
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta,CNBC Indonesia - Perdagangan Selasa (13/6/2023) pukul 15.00, rupiah menguat,0,03% menjadi Rp14.855,00/US$ di pasar spot. Sejak awal Juni, Mata Uang Garuda sudah menguat1%.Penguatan Rupiah ini beriringan sentimen pelaku pasar yang masih menanti keputusan the Fed dalam rapat FOMC besok, Rabu (14/6/2023).
Perlu diketahui, rapat FOMC ini menjadi agenda penting diperhatikan karena ada potensi the Fed bisa menahan suku bunga-nya. Pasar saat ini melihat peluang 80% bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga pada kisaran 5%-5,25% untuk bulan ini. Sementara, perkiraan bulan Juli The Fed akan kembali hawkish dengan prediksi 69% suku bunga ditingkatkan, menurut alat CME FedWatch.
Potensi penurunan suku bunga akan menjadi sentimen positif untuk mata uang Rupiah. Pelemahan suku bunga akan mendorong mata uang AS kurang berharga, sehingga investor asing akan memilih berinvestasi di pasar yang masih mampu bertumbuh signifikan, seperti Indonesia.
World Bank juga telah merilis laporan terkait proyeksi pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia. Indonesia di prediksi bertumbuh 4,9% pada tahun 2023 dan 2024. Sedangkan, AS diprediksi hanya mampu bertumbuh 0,7% pada 2023 dan 2,4% pada 2024.
Hal ini mendorong potensi aliran modal tidak hanya datang dari penanaman modal asing, tetapi investasi dalam aset keuangan. Investasi asing di Indonesia akan berpotensi meningkatkan permintaan rupiah, sehingga prospek rupiah untuk beberapa tahun ke depan masih akan menarik.
Selain itu, arah penguatan Rupiah hari ini selaras dengan penguatan mata uang Asia lainnya terhadap dolar Amerika Serikat (AS), seperti Won Korea menguat 1,1%, Baht Thailand, Dolar Singapura, Peso Filipina masing-masing naik 0,1%.
Penurunan nilai dolar AS diiringi dengan indeks dolar AS yang menyusut 0,2% ke 103,33. Sentimen pelemahan dolar AS diikuti dengan penantian rilis data indeks harga konsumen (IHK) AS yang diperkirakan menunjukkan sedikit penurunan inflasi pada bulan Mei, dengan harga inti kemungkinan tetap bertahan.
Selain itu, pelaku pasar juga menanti data inflasi AS per Mei 2023 yang diperkirakan melandai ke 4,1% secara tahunan, dibandingkan bulan sebelumnya di 4,9%. Sedangkan, inflasi inti diproyeksi bisa turun ke 5,3% dibandingkan periode sebelumnya di 5,5%.
Penguatan rupiah juga selaras dengan pernyataan Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, pekan lalu, bahwa rupiah masih berpotensi menguat, mencapai kisaran Rp 14.800-15.200/US$ untuk tahun ini. Tahun 2024, Rupiah masih berpotensi menguat di kisaran Rp 14.600-15.100/US$
Perry juga menambahkan bahwa terdapat empat alasan potensi penguatan mata uang rupiah, yaitu pertumbuhan ekonomi lebih tinggi, inflasi yang masih terkendali, pembayaran cadangan devisa yang masih rendah, dan imbal hasil SBN dan aset keuangan yang masih menarik.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[-]
-
Video: Menguat Lebih Dari 1%, Rupiah Tembus Rp 14.985/USD
(mza/mza)
Sentimen: negatif (88.7%)