Sentimen
Negatif (99%)
10 Jun 2023 : 11.00
Informasi Tambahan

Kasus: covid-19, kejahatan siber

Tokoh Terkait

Ini Dia Tantangan Keamanan Siber di Industri Keuangan Indonesia

Liputan6.com Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi

10 Jun 2023 : 11.00
Ini Dia Tantangan Keamanan Siber di Industri Keuangan Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) memandang internet, COVID-19 dan digitalisasi telah membuat industri keuangan menjadi sebuah ekosistem yang saling terhubung antara nasabah, sesama pelaku industri, dan institusi pemerintahan.

Hal tersebut terungkap dalam Breakfast Forum bertajuk "Tantangan Masa Depan Keamanan Siber bagi Industri Keuangan" di Hotel Ritz Carlton Kuningan Jakarta.

Menurut Mastel, data atau akses yang sudah terlanjur bocor mungkin saja dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber untuk meretas pihak lainnya. Dalam kondisi hyperconnected seperti sekarang, insiden siber dapat menimbulkan efek kejut dan berisiko sistemik terhadap stabilitas industri keuangan di Indonesia. 

Ketua Umum MASTEL Sarwoto Atmosutarno mengatakan, forum ini merupakan wadah untuk mendengar tantangan keamanan siber yang dihadapi oleh industri dan mencari solusi yang tepat guna terkait perlindungan data serta nasabah industri keuangan.

“Manajemen risiko siber untuk stabilitas industri keuangan, kami melibatkan BI, OJK, Kementerian Pertahanan, praktisi dan asosiasi,” kata Sarwoto Atmosutarno, di sela-sela acara.

Menurut dia, forum ini juga turut menghadirkan perwakilan dari Crowe Global, praktisi berskala internasional untuk berbagi perspektif dan berpengalaman selama lebih dari 11 tahun mengevaluasi keamanan siber di berbagai institusi keuangan di Indonesia.

“Risiko siber adalah risiko yang sangat dinamis. Tantangan organisasi ke depan lebih ke arah optimalisasi sumber daya terbatas atau mahal agar efektif dan efisien dalam melindungi aset atau layanan yang paling bernilai,” ujarnya.

Yang menarik, lanjut Sarwoto, tak sekedar forum biasa, MASTEL telah mengkurasi nara sumber yang terlibat di forum ini guna mewujudkan komitmen bersama.

Baik di level individu maupun organisasi perlu mengevaluasi peran dan kesiapan terkait perlindungan data serta keamanan sistem informasi. “Hal ini menghindari implikasi sistemik dari eksploitasi kelemahan atau celah keamanan di salah satu pihak,” imbuhnya.

Ketua OJK periode 2017-2022 Wimboh Santoso dalam sambutannya mengatakan, risiko siber tidak mudah dan selalu berevolusi secara dinamis berbeda dengan risiko lain di industri jasa keuangan.

“Untuk meminimalisasi risiko siber perlu kerjasama seluruh pemangku kepentingan, baik nasabah, pelaku jasa keuangan dan pihak ketiga harus selalu waspada dalam menjaga transaksi, menjalankan edukasi dan sosialisasi," pungkas Wimboh Santoso.

Sentimen: negatif (99.6%)