Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: University of California
Kab/Kota: California
Tokoh Terkait
Horor ChatGPT, Kampanye Capres Pakai Foto Palsu
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemilu 2024 bisa kacau balau karena teknologi kecerdasan buatan di balik ChatGPT. Bukti terbaru muncul di Amerika Serikat. Musuh Donald Trump menggunakan foto rekayasa AI di akun media sosial resmi kampanyenya.
Gubernur Florida Ron DeSantis, yang telah mengumumkan ambisinya menjadi calon presiden AS, pekan ini membuat heboh dunia politik Amerika Serikat.
Akun media sosial resmi kampanye DeSantis menggunakan foto hasil rekayasa AI, yang menampilkan eks Presiden AS Donald Trump berpelukan dengan eks bos kesehatan AS Anthony Fauci. Foto hasil rekayasa lain yang di-post di Twitter, menampilkan Trump mencium hidung Fauci.
Penggunaan dua gambar ini menggambarkan potensi penggunaan teknologi AI generatif, yang mendasari platform ChatGPT, dalam pertarungan politik di seluruh dunia.
Gambar rekayasa tersebut diambil dari video yang di-post oleh tim DeSantis di Twitter. Video tersebut mengkritik Trump karena tidak memecat Fauci.
Video itu menggunakan rekaman asli Trump dalam konferensi pers dan wawancara. Namun di detik ke-25, enam gambar muncul menunjukkan tiga gambar mesra Trump dan Fauci.
Berdasarkan analisis Matthew Stamm dari Drexel University, ketiga gambar tersebut dibuat dengan teknologi AI. "Hasil [analisis] kami menunjukkan bahwa gambar-gambar tersebut palsu."
Di video tersebut, tim DeSantis tidak memberi tahu bahwa mereka menggunakan AI. Pertanyaan Reuters ke tim DeSantis tidak direspons.
[Gambas:Twitter]
Menurut Reuters, kemunculan gambar rekayasa di kampanye DeSantis adalah sinyal adopsi AI dalam kampanye politik. Kini, ada banyak platform dan perangkat "AI generatif" yang bisa digunakan dengan mudah dan murah untuk menciptakan konten asli tapi palsu "deepfakes".
"Sangat licik untuk menggunakan campuran gambar palsu dan asli, seakan penggunaan gambar asli membuat gambar lainnya lebih kredibel," kata Hany Farid, ahli forensik gambar digital dari University of California kepada Reuters.
Narasumber Reuters di kampanye DeSantis menyatakan lawan mereka, tim Trump, juga "berulang kali menggunakan gambar palsu dan omongan palsu untuk merusak nama gubernur [DeSantis]."
Trump yang dinilai paling berpeluang menjadi calon presiden dari Partai Republik, menurut Reuters, memang berkali-kali menggunakan gambar rekayasa untuk menyerang DeSantis.
[Gambas:Twitter]
Namun, tim Trump menggunakan gambar yang "jelas-jelas" palsu. Misalnya, gambar DeSantis mengendarai badak, untuk menggambarkannya sebagai anggota partai republik palsu (Republican in Name Only/RINO)
Hasil analisis Stamm menunjukkan bahwa gambar palsu yang digunakan oleh DeSantis dibuat menggunakan model kecerdasan buatan yang dinamakan model difusi, yang menjadi fondasi produk pencipta gambar rekayasa seperti DALL-E dan Stability AI.
Sampai saat ini, menurut Reuters, belum ada yang tahu secara pasti dampak dari teknologi AI generatif yang makin canggih, ke penyebaran berita bohong. Apalagi, cara menangkalnya.
"Di suatu titik, sistem AI bisa menciptakan gambar yang tak ada bedanya dengan gambar asli. Di titik itu, tak mungkin lagi bisa dideteksi," kata James O'Brien, profesor di University of California, Berkeley.
[-]
-
Microsoft Rilis Mesin Pencari Yang Lebih 'Sakti' Dari ChatGPT(dem)
Sentimen: negatif (88.9%)