Fitur Baru WhatsApp Channel, Tambah Alasan Tak Buka Twitter
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Meta berencana untuk meluncurkan fitur siaran baru yang dijuluki Channels untuk layanan WhatsApp.
Raksasa jejaring sosial itu mengatakan bahwa fitur Saluran atau Channel mirip dengan layanan siaran pribadi. Individu atau organisasi dapat mengirim pesan dan update informasi ke pengikut yang terpisah dari jenis chat antar-pengguna di WhatsApp.
Mekanisme ini serupa dengan Twitter yang memungkinkan pengguna mendapat update informasi dari orang atau organisasi tertentu. Bedanya, orang yang mengikuti Channel di WhatsApp tak bisa menanggapi pesan seperti mekanisme 'Reply', 'Like', atau 'RT' di Twitter.
Bisa dibilang fitur ini cocok bagi pengguna Twitter yang selama ini berperan sebagai 'silent reader'. Menurut pemilik Twitter Elon Musk, mayoritas pengguna Twitter memang cuma melihat informasi tanpa merespons balik.
Di WhatsApp Channel, admin yang membuat akun bisa mengirim teks, foto, video, stiker, dan jajak pendapat kepada pengikutnya.
Admin Channel tidak akan diizinkan untuk menambahkan pengikut ke saluran mereka. Pengikut harus secara inisiatif mengikuti saluran mereka.
Adapun pesan yang tersiar di Channel akan tersimpan selama 30 hari sebelum dihapus otomatis oleh sistem.
Tidak seperti pesan WhatsApp reguler lainnya, Channel tidak akan menggunakan enkripsi end-to-end sehingga mereka dapat "menjangkau khalayak luas", kata WhatsApp dalam sebuah posting blog.
Mengutip CNBC Internasional, WhatsApp menambahkan bahwa Channel akan terenkripsi end-to-end di masa depan untuk grup seperti organisasi nirlaba atau kesehatan yang menginginkan komunikasi mereka lebih aman.
Pengguna WhatsApp dapat menemukan Channel yang ingin mereka ikuti. Mereka dapat mengakses Channel yang mereka ikuti melalui tab "Pembaruan". WhatsApp mengatakan tab itu akan terpisah dari obrolan reguler.
WhatsApp mengatakan sedang bekerja dengan berbagai lembaga seperti Singapore Heart Foundation dan Colombia Check. Rencananya, fitur Channel akan diluncurkan lebih dulu di Kolombia dan Singapura sebelum dibawa ke pengguna lebih luas pada akhir tahun ini.
Meta, saat masih bernama Facebook, mengakuisisi WhatsApp pada tahun 2014 seharga US$19 miliar.
CEO Meta Mark Zuckerberg baru-baru ini memberi tahu Jim Cramer dari CNBC International bahwa WhatsApp akan masuk ke babak selanjutnya.
Perusahaan akan membangun bisnis yang lebih menguntungkan dari layanan Instagram dan aplikasi inti Facebook. Sementara itu, WhatsApp akan dirancang untuk jadri platform multi-fungsi bagi penggunanya.
[-]
-
Tren di Twitter, Topik "Mega" Tak Bisa Diakses(fab/fab)
Sentimen: positif (99%)