Rupiah Menguat Lagi, Dekati Rp 14.800/US$! Ini Penyebabnya
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan Selasa (6/6/2023) rupiah berhasil dibuka menguat 0,24% menjadi Rp 14.850/US$. Penguatan rupiah kemudian bertambah ke Rp 14.840/US$, pada pukul 9:03 WIB. Level tersebut merupakan yang terkuat sejak 16 Mei lalu.
Penguatan rupiah sejalan dengan data inflasi yang membaik, melansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Inflasi IHK pada periode Mei 2023 berhasil melandai ke 4%, lebih baik daripada ekspektasi pasar yang proyeksi turun ke 4,22% dari bulan sebelumnya di 4,33% secara tahunan (yoy).
Sementara inflasi inti melandai ke 2,66% YoY, sudah berada dalam rentang target Bank Indonesia (BI) di 3% +/- 1%. Hal ini memungkinkan BI tetap menahan suku bunga agar prospek pertumbuhan ekonomi terakselerasi dengan baik.
Selain itu, dari eksternal risiko sudah lebih diminimalisir karena the Fed ada potensi menahan suku bunga di pertemuan bulan ini. Terlihat dari data probabilitas suku bunga ditahan sudah dominan mencapai 72,7% melansir dari pemeringkat FedWatch.
Gubernur Bank Sentral Indonesia, Perry Warjiyo juga menyatakan bahwa Bank Indonesia (BI) berkomitmen menjaga stabilitas nilai tukar dan akan bekerja sama dengan Kementerian Keuangan untuk memastikan pasar obligasi juga stabil.
Pasar obligasi diyakini memiliki imbal hasil yang tinggi sehingga masih menarik minat asing untuk menyimpan dananya di Indonesia. Sebagai informasi, BI telah menerbitkan instrumen baru berupa term deposit valas dengan suku bunga yang atraktif mulai dari 5,10% sampai 5,50% dengan tenor penyimpanan dari 1 bulan hingga 6 bulan.
Branko Windoe, SPV Treasury & International Banking BCA juga sependapat dengan hal tersebut, Ia mengatakan "Real yield Indonesia termasuk yang positif, jadi kalau mau dibandingkan negara-negara tetangga kita yang paling tinggi. Mungkin beberapa ada yang positif tapi masih jauh di bawah kita, jadi investasi di Indonesia ini masih menarik" Ungkap nya lebih lanjut kepada CNBC Indonesia Senin (5/6/2023).
Prospek investasi di Indonesia yang masih menarik ini harapannya bisa meningkatkan inflow atau permintaan akan rupiah berlanjut. Dari sisi BI juga optimis instrumen baru yang diterbitkan bisa menyimpan devisa hasil ekspor (DHE) dalam beberapa bulan di dalam negeri, sehingga cadangan devisa masih akan kuat.
Lebih lanjut Brando mengungkapkan stabilitas rupiah masih akan berlanjut dalam rentang Rp14.600 - Rp15.000 terhadap dolar AS.
Kendati begitu, volatilitas di pasar masih tetap perlu diwaspadai di tengah penantian kebijakan the Fed bulan ini. Peluang untuk menahan suku bunga memang sudah lebih dominan, namun potensi kenaikan suku bunga juga masih ada akibat kondisi pasar tenaga kerja yang masih ketat.
[-]
-
FFR Diproyeksi Naik 25 Bps, BI Bakal Kerek Bunga Acuan Lagi?
(tsn/tsn)
Sentimen: positif (96.6%)