Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Febrio Nathan Kacaribu
Asing Masih Ramai Serbu RI, Tak Khawatir Pemilu Chaos?
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Aliran modal asing ke dalam negeri masih terus masuk ke Indonesia. Hingga pertengahan kuartal II-2023, Bank Indonesia mencatat, aliran modal asing yang masuk itu dalam bentuk investasi portofolio.
Catatan ini memberikan optimisme bagi pemerintah bahwa iklim investasi masih terus kondusif di tanah air, meskipun Indonesia memasuki tahun politik atau pesta demokrasi menjelang pemilihan umum (Pemilu) pada 2024 mendatang.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, hingga 26 Mei 2023, aliran modal asing yang masuk dalam bentuk investasi portofolio mencapai US$1,9 miliar. Melanjutkan tren masuknya aliran modal asing hingga kuartal I-2023.
Dikutip dari laporan kebijakan moneter Kuartal I-2023 Bank Indonesia, aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio pun sudah sebesar US$ 4,7 miliar. Oleh sebab itu, Perry meyakini gairah investor untuk menanamkan modalnya di tanah air hingga kini masih besar.
"Catatan kami aliran masuk modal asing berlanjut di kuartal II-2023," kata Perry saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Jakarta, seperti dikutip Selasa (6/6/2023).
Kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia juga menurutnya tetap tinggi tercermin dari penilai tiga lembaga rating seperti Standard and Poor's (S&P), Moody's, dan Fitch yang mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada level investment grade.
Berbeda dengan periode pemilu pada 2019, sejak 2018 aliran modal asing yang masuk ke Indonesia sudah seret. Pada kuartal I-2018, arus modal di sektor keuangan (portofolio) relatif terbatas. Neto arus masuk investasi portofolio hanya dari sisi kewajiban US$ 0250 juta. Jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu US$ 7,55 miliar.
Oleh sebab itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu turut mengklaim, sentimen investor terhadap Pemilu 2024 berbeda dengan pemilu tahun-tahun sebelumnya. Banyak dari para investor yang cenderung ingin berinvestasi pada periode ini.
ia meyakini, pada Pemilu 2024 tidak lagi ada istilah wait and see di tengah-tengah sentimen investor. Terlihat dari kencangnya emiten-emiten baru yang melantai (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan total kucuran investasi US$ 2,1 miliar ke dalam IPO.
"Jadi enggak heran IPO kuartal I 2023 belum pernah terjadi di atas Hong Kong dan Jepang. Ini jadi sinyal bahwa minat investasi tetap tinggi meski kita sudah hadapi Pemilu mulai tahun ini sampai tahun depan," kata Febrio di kantornya, Jakarta, Rabu (31/5/2023).
Febrio juga turut memastikan bahwa pemilu pada 2024 akan berkontribusi positif meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi tahun ini maupun tahun depan. Selain karena investasi yang masih kencang masuk juga membuat konsumsi masyarakat ikut-ikutan naik.
"Biasanya konsumsi tinggi karena pemilu melibatkan jutaan orang, banyak kegiatan, bisa dibilang pesta demokrasi. Makanya, anggaran pemerintah kan sudah untuk 2023-2024, sudah jelas jumlahnya kalau enggak salah Rp 25 triliun untuk 2023 atau Rp 24 triliun, lalu 2024 disiapkan tapi di satu sisi itu akan boost PDB nya," kata Febrio.
Kuatnya kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia menurutnya tidak terlepas dari kemampuan pemerintah yang mampu mengelola ekonomi tiga tahun terakhir dengan baik. Ditandai dengan terjaganya pertumbuhan ekonomi di kisaran 5% dan defisit APBN yang mampu kembali ke level bawah 3% pasca masa Pandemi Covid-19.
"Makanya politik yang sekarang terjadi menarik dengan dikombinasikan kinerja ekonomi kita yang baik dan tata kelola yang kredibel itu investor masuk," tegasnya.
[-]
-
Dolar Bertekuk Lutut, Rupiah Kini Sentuh Level Rp14.900/US$!
(mij/mij)
Sentimen: positif (66%)