Sentimen
Negatif (99%)
6 Jun 2023 : 11.52
Informasi Tambahan

BUMN: Bank Mandiri

Capres Tak 'Seksi', Dolar AS Bisa Rp15.000 Lagi Tahun Depan?

6 Jun 2023 : 11.52 Views 5

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Capres Tak 'Seksi', Dolar AS Bisa Rp15.000 Lagi Tahun Depan?

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus menguat hingga awal bulan ini, setelah enam hari beruntun pada akhir Mei 2023 tertekan. Bahkan di pasar spot sempat melemah 0,13% menjadi Rp15.000/US$ pada pembukaan perdagangan Rabu (31/5/2023).

Kendati begitu, dengan prospek perekonomian yang terus membaik, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kini cenderung terus menguat. Dipicu oleh masih terus derasnya aliran modal asing yang masuk ke Indonesia dalam bentuk investasi portofolio.

-

-

"Didorong kuatnya aliran masuk modal asing di investasi portofolio," kata Perry saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Jakarta, seperti dikutip Selasa (6/6/2023).

Mengawali Juni 2023, rupiah sebetulnya telah berhasil ditutup menguat 0,67% melawan dolar Amerika Serikat (AS) menjadi Rp14.885/US% di pasar spot saat penutupan perdagangan kemarin. Dengan begitu, secara tahunan rupiah masih mencatatkan penguatan hingga 3,73%.

Perry mengatakan, sebetulnya hingga akhir Mei 2023, atau secara year to date (ytd), nilai tukar rupiah juga menguat 3,85% dari level akhir Desember 2022. Jauh lebih baik dibanding penguatan mata uang negara-negara lain terhadap dolar AS pada periode yang sama.

India misalnya penguatannya pada periode yang sama sebesar 0,06%, serta Thailand dan Filipina yang masing-masing terdepresiasi sebesar 0,55% dan 0,79%. Penguatan ini menurutnya terjadi di tengah tren mata uang dolar yang memang masih terus menguat karena kekhawatiran investor terhadap kondisi perekonomian global.

Perry menekankan, suku bunga kebijakan moneter di AS yang naik sejalan penurunan inflasi yang lebih lambat serta risiko pasar keuangan yang tinggi telah mendorong penguatan mata uang dolar AS terhadap seluruh mata uang dunia, termasuk Rupiah.

"Secara keseluruhan dolar yang memang masih cukup kuat itu masih dalam periode terakhir mengalami penguatan dan ini memberi tekanan kepada seluruh mata uang dunia," ucapnya.

Meski demikian, Perry memperkirakan, apresiasi atau penguatan rupiah masih bisa berlanjut ditopang oleh surplus transaksi berjalan dan aliran masuk modal asing yang terus terjadi. Seiring prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat, inflasi yang rendah, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik.

Tapi, ia juga memberi sinyal risiko terhadap pelemahan rupiah lebih lanjut ke posisi di atas Rp15.000 per dolar AS pada 2024. Artinya, jika calon presiden pengganti Joko Widodo yang masa kepemimpinannya habis pada 2024 tak mampu menjaga stabilitas dan daya tarik ekonomi RI ke investor global, tak heran bila rupiah nantinya kembali melemah ke arah Rp15..000 per dolar AS.

Perry memperkirakan, rata-rata nilai tukar rupiah akan berada dalam kisaran Rp14.800-Rp15.200 per dolar AS pada 2023, dan bergerak di kisaran Rp14.600-Rp15.100 per dolar AS pada 2024. Adapun hingga rerata Mei 2023 kata dia sudah berada pada kisaran Rp 15.080 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro dalam risetnya memproyeksikan rupiah pada akhir tahun akan bertengger di level Rp14.864 dan secara rata-rata untuk keseluruhan tahun ini adalah Rp15.031/US$. Fundamental ekonomi Indonesia yang semakin kuat akan mampu menahan rupiah dari berbagai tekanan eksternal.


[-]

-

Asing Serbu RI, BI 'Tahan Diri' Beli SBN Tenor Jangka Panjang
(ara/mij)

Sentimen: negatif (99.7%)