Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, IndiHome
Tokoh Terkait
Fixed Mobile Convergence, Ladang Cuan Operator di Masa Depan
Detik.com Jenis Media: Tekno
Fixed Mobile Convergence (FMC) berpotensi besar menjadi mesin pertumbuhan keuangan terbaru bagi operator seluler di tengah sengitnya perang harga dan saturasi di sektor layanan seluler.
FMC bukanlah teknologi baru, sudah ada sejak lama, namun makin sengit di tahun ini seiring operator seluler yang melancarkan strategi penggabungan layanan seluler dan fixed broadband. Dengan menggunakan FMC, pengguna akan menikmati layanan internet secara terus-menerus, kapan pun dan di manapun.
"FMC harus dijadikan sebagai era baru layanan broadband di Indonesia dimana dari sisi kecepatan pelanggan merasakan true broadband, dari sisi harga terjangkau, dan pelayanan purna jual membuat nyaman pelanggan," kata Founder IndoTelko Doni Ismanto di diskusi Indotelko di Jakarta, Selasa (23/5/2023).
Diingatkannya, jika kembali terjebak ke dalam perang harga ketika menyelenggarakan FMC, maka yang dirugikan tidak hanya operator tetapi masyarakat.
"Indonesia ini secara kecepatan internet tidak pernah bagus rankingnya di Asia Tenggara, kalau FMC ternyata sama saja dengan era 3G, 4G, atau 5G, lama-lama masyarakat bisa apatis dengan teknologi baru dan beranggapan itu hanya bagian dari gimmick pemasaran," tegasnya.
SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom Ahmad Reza mengakui bahwa FMC adalah bisnis baru bagi perusahaan operator.
Diungkapkannya, saat ini kondisi industri telekomunikasi selama 10 tahun terakhir pertumbuhannya hanya 2 persen dengan belanja modal terus meningkat dan Earning Before Interest Tax and Depreciation (EBITDA) yang tertekan.
"Bagi Telkom, harus ada bisnis baru yang menguntungkan masyarakat dan juga negara. Telkom melihat besarnya peluang pasar di fixed broadband karena penetrasinya baru 14% dibanding mobile broadband (wireless). Kalau dengan FMC ini kita bisa dapat next 5 juta pelanggan dalam satu tahun pertama. Bayangkan kalau kita gabungkan Indihome dengan Orbit nanti yang kick of pemasarannya akan dilakukan pada Agustus mendatang," ujar Reza dalam acara sama.
Sementara Group Head Indirect Channel Management XL Axiata Junius Koestadi mengklaim, XL Axiata merupakan pionir FMC di Indonesia saat ini dengan menggabungkan layanan Link Net dalam produk XL Satu.
Saat ini XL Satu sudah memiliki 350.000 pelanggan, atau melebihi target 30% pelanggan dari sebelumnya. XL Axiata pun kemudian menargetkan mendapatkan 40% pelanggan baru di tahun ini.
"FMC ini demand-nya ada, dari survei kami pelanggan menyukai layanan XL Satu karena easy to manage, ada single app, single bill, single kuota dan lainnya yang belum ada di layanan operator negara lain," kata Junius.
Sedangkan, Anggota Komisi Komunikasi dan Edukasi Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Heru Sutadi menambahkan untuk konsumen ada beberapa catatan yang diberikan BPKN terhadap operator yang memberikan layanan FMC.
Pertama, diharapkan jika ada konvergensi fixed broadband dan mobile broadband, layanan jangan berubah sehingga jangan sampai ada mati HP gara-gara layanan berubah.
Kedua, jangan ada perubahan produk. Karena yang penting pelanggan enggak berubah karena pelanggan punya hak kenyamanan dan hak mendapatkan pelayanan yang baik.
Ketiga, jangan ada yang dibebankan ke pelanggan dan pelanggan jangan dipaksa masuk FMC, misal dengan penambahan alat, karena tanpa dipaksa pun masyarakat butuh layanan internet yang stabil. "Keempat, sosiaslisasi yang baik kepada masyarakat. Jangan Over Promised atau bikin pelanggan harapannya berlebihan dengan layanan ini," tutupnya.
Simak Video "Operator Seluler dan HP dengan Internet Terngebut di Indonesia"
[-]
(agt/fay)
Sentimen: positif (88.6%)