Sentimen
Positif (99%)
23 Mei 2023 : 21.36
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Coronavac

Institusi: UNPAD

Kasus: covid-19

Tokoh Terkait

Ahli Jelaskan Booster Vaksin Moderna dan Sinovac

24 Mei 2023 : 04.36 Views 3

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno

Ahli Jelaskan Booster Vaksin Moderna dan Sinovac
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua tim riset uji klinis vaksin Covid-19, Kusnandi Rusmil menjelaskan soal booster vaksin Moderna yang diprioritaskan untuk tenaga kesehatan dan booster vaksin Sinovac.

Kusnandi menjelaskan vaksin Covid-19 Moderna yang dikembangkan dengan teknik mRNA, memiliki daya imunogenitas yang lebih tinggi daripada vaksin inactivated seperti digunakan Sinovac.

Teknik pembuatan vaksin dengan virus yang di nonaktifkan seperti Sinovac, sudah menjadi praktek pembuatan vaksin sejak tahun 1958.

-

-

"Moderna dengan teknik mRNA tekniknya lebih tinggi daripada inactivated dari Sinovac. Kalau sinovac itu kita udh biasa pakai dari tahun 58 mulai dari suntuk tetanus itu inactivated. Cuman masalahnya dia itu daya imunogenesitasnya tidak sebagus mRNA," jelasnya kepada CNNIndonesia.com lewat sambungan telepon, Kamis (29/7).

Meski demikian, vaksin Sinovac memiliki keunggulan karena mudah dalam penyimpanan. Sehingga vaksin ini juga lebih mudah didistribusikan.

Sebab, vaksin mRNA membutuhkan tempat penyimpanan khusus dengan suhu tertentu untuk menjaga kualitas vaksin terjaga. Penyimpanan vaksin moderna, kata Kusnandi, harus disimpan dengan di dalam pendingin yang memiliki suhu -20 sampai -40 derajat Celcius.

Ia pun mengakui adanya penurunan zat aktif vaksin Covid-19 besutan Sinovac setelah enam bulan suntikan kedua.

Kusnadi menyebut temuan penurunan ketahanan vaksin Covid-19 besutan Sinovac Biotech itu sudah dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan.

"Enam bulan setelah suntikan kedua itu ada penurunan, dari kadar zat aktif, dan ini saya udah lapor ke Departemen Kesehatan, jadi Depkes yang menentukan sehingga dianjurkan untuk dilakukan ulangan [penyuntikan vaksin]," ujar Kusnandi.

Dengan adanya temuan penurunan efektivitas vaksin, maka pemerintah memutuskan untuk melakukan suntikan vaksin ketiga yang diutamakan untuk tenaga kesehatan.

Menurut Kusnadi, prioritas suntikan ketiga bagi tenaga kesehatan dilakukan karena Karena mereka adalah ujung tombak untuk melaksanakan imunisasi dan perawatan kesehatan masyarakat. Apalagi saat ini sudah banyak tenaga kesehatan yang meninggal akibat Covid-19.

"Karena kan yang melaksanakan imunisasi kepada masyarakat itu tenaga kesehatan. Kita ketahui tenaga kesehatan yang meninggal sudah lebih 600 dokternya. Maka dikasih dosis ketiga Moderna. Moderna ini efektifitasnya bagus, sehingga untuk diberikan juga itu aman."

Sebelumnya, Sinovac mengklaim telah menyelesaikan uji klinis Fase II untuk dosis ketiga atau booster. Perusahaan mengklaim booster meningkatkan antibodi peserta uji hingga 10 kali lipat dalam seminggu dan 20 kali lipat dalam setengah bulan.

"Sinovac juga telah menyelesaikan uji klinis Fase II di mana peserta disuntik dengan dosis booster ketiga setelah menyelesaikan dua suntikan reguler," ujar Chairman Sinovac, Yin Weidong melansir Reuters.

Meski demikian, Yin mengatakan Sinovac masih perlu melakukan pengamatan jangka panjang terhadap antibodi sebelum memberikan rekomendasi kapan dosis ketiga harus diberikan.

Sementara bulan lalu (10/6) Kusnadi menyatakan bakal melakukan uji klinis terhadap penggunaan dosis ketiga atau booster vaksin Sinovac untuk meningkatkan antibodi.

Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Unpad Kusnandi Rusmil mengatakan pihaknya akan mengajukan rencana uji klinis itu ke komite etik penelitian terlebih dahulu.

Vaksin Sinovac bernama CoronaVac adalah vaksin dengan unsur virus yang sudah dimatikan (inactivated). Vaksin itu juga mengandung aluminium hidroksida (aluminium hydroxide) yang diklaim berfungsi meningkatkan kemampuan vaksin tersebut.

Kandungan lain pada CoronaVac adalah larutan fosfat yang berperan sebagai stabilizer dan larutan garam atau natrium chlorida (NaCl) sebagai isotonis guna memberikan kenyamanan dalam penyuntikan.

(can/eks)

[-]

Sentimen: positif (99.6%)