Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Bekasi
Tokoh Terkait
Intip Deretan Saham Diprediksi Cuan Pekan Ini
CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 38,96 poin atau 0,54 persen ke level 7.135 pada perdagangan akhir pekan lalu.Investor asing mencatat jual bersih atau net sell di seluruh pasar sebesar Rp164,24 miliar.
Dalam sepekan terakhir, indeks saham melemah sebanyak tiga kali dan menguat dua kali. Secara total, performa indeks saham melemah 0,52 persen.
Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono menyebut kapitalisasi pasar bursa menurun 0,27 persen, dari Rp9.340,889 triliun pada pekan sebelumnya menjadi Rp9.315,733 triliun.
Hal yang sama terjadi pada rata-rata frekuensi harian bursa yang merosot 1,20 persen dari 1,251 juta transaksi menjadi 1,236 juta transaksi. Meski begitu, rata-rata volume transaksi harian bursa mampu naik 9,41 persen dari 24,655 miliar saham menjadi 26,975 miliar saham.
"Penguatan sebesar 7,71 persen terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa, yaitu menjadi sebesar Rp13,557 triliun dari Rp12,586 triliun pada penutupan pekan lalu," terang Yulianto, seperti dikutip dari situs IDX, Jumat (26/8).
Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memprediksi IHSG akan cenderung terkoreksi di rentang support 7.020 dan resistance 7.200.
Menurutnya, pelemahan disebabkan isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.
"Rencana kenaikan harga BBM subsidi akan menjadi katalis negatif pasar karena diperkirakan akan menaikkan angka inflasi ke depannya dan akan menurunkan daya beli masyarakat," ujar Herditya kepada CNNIndonesia.com, Minggu (28/8).
Selain itu, IHSG juga akan dipengaruhi oleh Gubernur The Federal Reserves (The Fed) Jerome Powell yang mengatakan pihaknya akan menaikkan suku bunga secara agresif hingga inflasi di melandai ke target 2 persen.
Di sisi lain, Herditya mengatakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang menjadi 3,75 persen dinilai sebagai langkah tepat untuk mengantisipasi inflasi.
"Hal ini sebetulnya menjadi katalis positif bagi pasar. Namun dengan adanya kenaikan harga BBM non subsidi dan rencana kenaikan harga BBM subsidi akan menjadi katalis negatif," ujarnya.
Ia menambahkan IHSG pada pekan ini masih bisa menguat lantaran Eropa dan China yang sedang krisis energi, sehingga akan meningkatkan harga komoditas batu bara yang diperkirakan berpengaruh positif terhadap emiten-emiten batu bara di Indonesia.
Oleh karena itu, Herditya merekomendasikan saham energi dan properti yang menjadi pilihan utama. Pertama, PT Delta Dunia Makmur Tbk atau DOID yang melemah 0,53 persen ke posisi 378 pada penutupan minggu lalu. Herditya memprediksi DOID berada di posisi 400 pada pekan ini.
Kedua, masih dari sektor energi adalah PT Indo Tambangraya Megah Tbk atau ITMG yang ditutup stagnan di posisi 38.500. Ia memprediksi ITMG dapat menyentuh posisi 40.300.
Ketiga, untuk sektor properti, Herditya merekomendasikan PT Alam Sutera Realty Tbk atau ASRI yang ditutup menguat 1,11 persen ke posisi 182. Ia memprediksi ASRI dapat menyentuh posisi 200.
Terakhir, PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk atau BEST yang ditutup stagnan di posisi 154. Herditya memprediksi BEST dapat menyentuh posisi 170 pekan ini.
Sementara itu, Pengamat Pasar Modal Oktavianus Audi memproyeksikan selama sepekan ke depan, IHSG akan tertekan di rentang support 7.040 dan resistance 7.240.
Ia memperkirakan rencana kenaikan suku bunga The Fed akan menjadi sentimen negatif bagi pasar saham karena dapat menyebabkan keluarnya investasi menuju AS.
Selain itu, kenaikan suku bunga BI juga disebut berkorelasi negatif terhadap pergerakan IHSG, dimana jika suku bunga naik maka berdampak penurunan terhadap IHSG.
"Suku bunga yang dinaikkan, untuk perusahaan akan menambah beban bunga (interest) perusahaan ke depannya sehingga dapat mengurangi pendapatan. Dan jika suku bunga lebih cepat dinaikkan oleh BI maka target pertumbuhan dari perusahaan dapat melambat dan di bawah ekspektasi, ujar Oktavianus.
Senada dengan Herditya, Oktavianus merekomendasikan sektor energi di tengah kenaikan harga komoditas seperti minyak mentah, gas dan batubara yang disebabkan permintaan khususnya dari Eropa masih sangat tinggi.
Sejumlah saham yang direkomendasikan untuk dikoleksi mencakup PT AKR Corporindo Tbk atau AKRA yang ditutup menguat 1,65 persen ke posisi 1.230 pada pekan lalu. Saham emiten diprediksi bisa mencapai posisi 1.335.
Lalu, ia merekomendasikan emiten PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk atau PTBA yang ditutup stagnan di posisi 4.360. Saham emiten ini diprediksi bisa mencapai posisi 4.600.
[-]
(fby/sfr)Sentimen: netral (96.2%)