Sentimen
Positif (99%)
19 Mei 2023 : 22.37
Tokoh Terkait

49% Karyawan Micorsoft Khawatir AI Ambil Alih Pekerjaan

19 Mei 2023 : 22.37 Views 3

Detik.com Detik.com Jenis Media: Tekno

49% Karyawan Micorsoft Khawatir AI Ambil Alih Pekerjaan
Jakarta -

Sebuah laporan tren kerja tahunan Microsoft berfokus pada dampak AI terhadap produktivitas dan pandangan kerja migran di seluruh dunia mengungkapkan hal menarik.

Melansir dari Gizmochina, Jumat (19/5/2023) laporan tersebut terungkap bahwa sejumlah besar karyawan mengkhawatirkan dampak AI pada pekerjaan mereka, sebesar 49% menyatakan kekhawatirannya.

Namun, laporan tersebut juga menekankan kekuatan transformatif AI dan potensinya untuk meringankan beban utang digital.

-

-

Utang digital mengacu pada masuknya data, email, rapat, dan pemberitahuan yang luar biasa yang telah melampaui kemampuan manusia untuk menanganinya secara efektif. Kelebihan digital ini tidak hanya mempengaruhi produktivitas individu tetapi juga menghambat inovasi dan pemikiran strategis.

Menurut survei, 64% responden kesulitan menemukan waktu dan energi untuk melakukan pekerjaan mereka, yang menyebabkan penurunan kreativitas dan produktivitas bisnis secara keseluruhan.

Hari kerja menjadi semakin memberatkan dengan 68% orang menyatakan bahwa mereka kurang fokus untuk bekerja tanpa gangguan. Kebutuhan terus-menerus akan komunikasi, pencarian informasi, dan menghadiri rapat telah mengakibatkan hilangnya peluang dan berkurangnya produktivitas.

Rata-rata, karyawan menghabiskan 57% waktunya untuk rapat, email, dan obrolan hanya menyisakan 43% untuk pekerjaan kreatif yang sebenarnya.

AI dapat menjadi solusi untuk tantangan produktivitas ini dengan memungkinkan alur kerja hemat waktu dan hemat energi.

Dengan mengotomatisasi tugas berulang dan merampingkan manajemen informasi, AI dapat membebaskan waktu berharga bagi karyawan untuk fokus pada inovasi dan pemikiran strategis.

Selain itu, alat yang didukung AI (seperti Microsoft Teams yang didesain ulang) dapat meningkatkan efisiensi rapat dan memberikan wawasan dan data yang berharga untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.

Menariknya, survei mengungkapkan bahwa karyawan lebih menginginkan AI untuk mengurangi beban kerja mereka daripada takut kehilangan pekerjaan. Alih-alih menganggap AI sebagai ancaman, mereka melihatnya sebagai alat yang dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi kelelahan.

Buruh migran khususnya, bersedia menggunakan AI untuk berbagai aspek pekerjaan mereka termasuk tugas administratif, analitis, dan bahkan kreatif.

Pemimpin bisnis memahami potensi AI untuk memberdayakan tenaga kerja mereka, bukan menggantikannya. Mereka memprioritaskan penggunaan AI untuk meningkatkan produktivitas, meningkatkan tunjangan karyawan, menghilangkan aktivitas bernilai rendah, dan mempercepat tenaga kerja mereka.

AI dipandang sebagai alat berharga yang dapat meningkatkan kemampuan manusia, membebaskan karyawan dari tugas-tugas biasa dan memungkinkan mereka untuk fokus pada aspek pekerjaan yang lebih bermakna dan kreatif.

Saat dunia bergerak lebih jauh ke era AI, sangat penting bagi para pemimpin bisnis untuk mengadopsi AI dengan cepat dan bertanggung jawab. Dengan memanfaatkan kemampuan AI, organisasi dapat mengeluarkan kreativitas, mendorong pertumbuhan produktivitas, dan menciptakan nilai baru.

Laporan Microsoft berfungsi sebagai panduan bagi para pemimpin untuk menavigasi lanskap AI dan memanfaatkan potensinya untuk membentuk masa depan pekerjaan secara positif.

Simak Video "Minta Pengembangan AI Dijeda, Elon Musk Dinilai Munafik"
[-]
(jsn/fay)

Sentimen: positif (99.9%)