Sentimen
Netral (87%)
19 Mei 2023 : 11.57
Informasi Tambahan

BUMN: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

Kasus: PHK

Tokoh Terkait

Deretan Ecommerce RI Kalah Bersaing Sampai Gulung Tikar

19 Mei 2023 : 11.57 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno

Deretan Ecommerce RI Kalah Bersaing Sampai Gulung Tikar

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah e-commerce harus berakhir tragis. Perusahaan-perusahaan tersebut tak mampu bersaing dan akhirnya memutuskan untuk menutup layanannya di tanah air.

Bisnis e-commerce memang telah berlangsung cukup lama di Indonesia. Namun seiring berjalannya waktu banyak juga yang gagal bertahan.

Terbaru adalah JD.ID yang menghentikan layanannya pada 31 Maret 2023 lalu. Pihak perusahaan menjelaskan alasan tersebut terkait keputusan JD.com berkembang di pasar internasional.

-

-

"Ini adalah keputusan strategis dari JD.COM untuk berkembang di pasar internasional dengan fokus pada pembangunan jaringan rantai pasok lintas-negara, dengan logistik dan pergudangan sebagai intinya," kata Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID, Setya Yudha Indraswara saat itu.

Selain JD.ID, berikut daftar e-commerce yang akhirnya tutup layanannya, dirangkum CNBC Indonesia dari berbagai sumber:

1. Blanja.com

Plasa.com diubah menjadi Blanja.com, yang akhirnya tutup 8 tahun kemudian pada 1 September 2020 lalu. E-commerce hasil kerja sama Telkom dan eBay ditutup dengan alasan perubahan strategis.

2. Elevania

Marketplace B2B tersebut memutuskan menutup layanan pada akhir tahun lalu. Keputusan itu terjadi saat badai PHK menghantam banyak startup.

Elevania berdiri pada tahun 2013. Perusahaan tersebut adalah hasil patungan XL Axiata dan perusahaan asal Korea Selatan SK Planet. Perusahaan patungan itu bernama PT XL Planet dan menjadi induk Elevania. Namun tahun 2017, XL Axiata mengumumkan rencana penjualan Elevania pada PT Jaya Kencana Mulia Lestari dan Superb Premium Pte. Ltd, perusahaan milik Grup Salim.

3. Qlapa

Foto: QLAPA
QLAPA

Perusahaan yang fokus pada produk unik seperti karya seni dan cenderamata memutuskan menutup layanan tahun 2019. Alasannya karena tak mampu bersaing dengan e-commerce besar lain seperti Tokopedia dan Bukalapak.

"Hampir 4 tahun yang lalu, kami memulai Qlapa dengan misi memberdayakan perajin lokal. Banyak pasang surut yang kami alami dalam perjalanan yang luar biasa ini. Kami sangat berterima kasih atas semua tanggapan positif dari para penjual, pelanggan, dan media. Dukungan yang kami terima sangat luar biasa dan membesarkan hati," tulis manajemen Qlapa merilis pernyataan di situs resminya.

4. Rakuten

Rakuten merupakan raksasa asal Jepang yang menggandeng MNC Group, dan menjadi perusahaan patungan dengan modal awal Rp 60 miliar. Hanya lima tahun platform tersebut bertahan dan Reuters melaporkan alasan keputusan tersebut karena adanya pergeseran model bisnis yang tidak sesuai dengan konsep awal yang disepakati.

5. Cipika

Perusahaan milik Indosat ini berdiri pada 2014. Ini merupakan langkah Indosat era kepemimpinan Alexander Rusli untuk memperluas bisnis di sektor digital. Namun Cipika ditutup tahun 2017, keputusan tersebut seiring dengan inisiatif bisnis digital Indosat yang lain karena perkembangannya dinilai lambat.

6. Multiply

Multiply merupakan media sosial yang memperluas layanan ke ecommerce dan dirilis pada 2011. Perusahan juga memindahkan kantor pusatnya dari Amerika Serikat ke Indonesia.

Namun perkembangannya ternyata tidak signifikan, yang akhirnya membuat pemodalnya Naspers menyetop investasinya. Akhirnya mengalihkan investasinya ke platform e-commerce asal Indonesia bernama Tokobagus.

7. Mataharimall.com

Foto: Detik Foto/ Agung Pambudhy
Matahari Department Store Ilustrasi

Anak perusahaan Lippo Group dan Matahari Department Store tersebut berdiri pada 2015. Menurut catatan CNBC Indonesia, platform ini berubah menjadi Matahari.com dan fokus bisnisnya juga berubah dari produk fesyen hingga elektronik dari pihak ketiga jadi menjual produk Matahari.

8. Tokobagus

Sebelum tutup, Tokobagus sempat mengubah namanya menjadi Olx Indonesia pada 2014. Perubahan itu juga jadi penanda peralihan fokus dari e-commerce umum ke satu bisnis yang spesifik.

Kini fokus OLX Indonesia adalah pasar jual beli mobil bekas dengan nama OLX Autos yang dulu bernama Belimobilgue.com sebelum dicaplok OLX). Adapun, platform listing propertinya kini dioperasikan oleh Lamudi.


[-]

-

JD.ID Tutup Permanen! 15 Februari Terakhir Terima Pesanan

Sentimen: netral (87.7%)