Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menghapus utang mahasiswa sebesar US$10 ribu atau Rp148 juta (asumsi kurs Rp14.800 per dolar AS) untuk peminjam yang berpenghasilan kurang dari US$125 ribu atau Rp1,85 miliar per tahun.

Mengutip cnn.com, Kamis (25/8), kebijakan ini juga berlaku bagi keluarga yang pendapatannya kurang dari US$250 ribu atau Rp3,7 miliar per tahun.

Kemudian, Biden akan menghapus utang mahasiswa yang menerima Pell Grants sebesar US$20 ribu atau Rp296 juta. Namun, hal itu hanya akan diberikan kepada peserta Pell Grants yang penghasilannya kurang dari US$125 ribu per tahun.

-

-

Pell Grants adalah subsidi dari Pemerintah AS yang diberikan kepada mahasiswa berpenghasilan rendah.

Biden mengaku berhasil menghapus sebagian besar utang mahasiswa dibandingkan presiden lain. Sejauh ini, total utang mahasiswa di AS tembus US$1,6 triliun.

Kepala Ekonom Moody's Analytics Mark Zandi mengatakan pemangkasan utang mahasiswa akan mendorong inflasi di AS. Sebab, masyarakat berpotensi membelanjakan dana yang sebelumnya akan digunakan untuk membayar utang.

"Pengampunan utang akan mendukung pertumbuhan dan inflasi," ucap Zandi.

Sementara, seorang profesor Harvard dan mantan penasihat ekonomi utama Presiden Obama, Jason Furman mengatakan kebijakan Biden dalam menghapus utang mahasiswa berbahaya bagi inflasi.

"Menuangkan bensin sekitar setengah triliun dolar pada api inflasi yang sudah menyala adalah tindakan sembrono. Melakukannya sambil melampaui satu janji kampanye (bantuan bayar utang untuk mahasiswa) dan melanggar yang lain, bahkan lebih buruk," jelas Furman.

Inflasi AS tercatat 8,5 persen pada Juli 2022. Angka itu melandai dibandingkan bulan sebelumnya yang tembus 9,1 persen.

[-]

(aud/sfr)