Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PT Pertamina, BSI
Kasus: serangan siber
Tokoh Terkait
Tenang, Dana Nasabah Tetap Aman Meski Ada Serangan Siber
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan siber kian marak terjadi di tengah digitalisasi. Baru-baru ini sejumlah perusahaan termasuk sektor perbankan terkena gangguan akibat serangan tersebut, yang terbaru adalah serangan siber ke PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).
Chairman Indonesia Cyber Security Forum, Ardi Sutedja mengatakan bahwa memasuki era digital, serangan siber memang tidak dapat dielakkan dan bakal kerap terjadi.
"Serangan siber umum terjadi, bukan hanya di Indonesia, di Negara lain pun kerap terjadi dan intensitasnya cukup tinggi," ujar Ardi dalam keterangan tertulis, Selasa (16/5/2023).
Dia menyebutkan bahwa insiden serangan ransomware seperti yang dialami bank syariah ini bukan pertama kali terjadi. Kejahatan seperti ini tercatat telah terjadi sejak awal tahun 2000-an, dan kini intensitasnya semakin meningkat seiring makin pesatnya pertumbuhan penggunaan sistem TI pada proses kerja dan bisnis di swasta maupun pemerintahan.
"Pada 2017, ransomware WannaCry diketahui melakukan serangan pada sebuah lembaga layanan kesehatan. Artinya, serangan siber bisa terjadi setiap saat menimpa Lembaga dan perusahaan apapun," jelas Ardi.
Bukti lainnya, tahun lalu aksi peretasan dan penyusupan ke sistem IT juga menyerang Bank Indonesia, Pertamina hingga Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Banyak masyarakat yang menyikapi serangan seperti ini dengan ketakutan. Namun, Ardi menuturkan bahwa dalam menyikapi ancaman yang kerap terjadi tersebut, masyarakat tidak perlu panik yang berlebihan karena sudah ada prosedur tetap (protap) di industri dalam mengatasi serangan yang terjadi.
"Justru dengan adanya serangan siber, membuat perusahaan yang jadi korban makin meningkatkan keamanan sistem IT nya yang ujung-ujungnya berdampak positif pada keamanan dan kenyamanan konsumen maupun nasabah," tambahnya.
Terkait insiden Informasi Teknologi (IT) yang dialami Bank Syariah Indonesia, Ardi menyebutkan insiden tersebut tengah ditangani tim berpengalaman.
"Sebenarnya sejak tim restorasi sudah masuk ke BSI dan OJK juga sudah mengawasi, nasabah tidak perlu khawatir lagi terhadap dana simpanannya," kata Ardi.
Tim tersebut, lanjutnya, melakukan proses assessment dan forensik digital yang memang memakan waktu cukup panjang, dan tidak bisa cepat. Hal itu karena butuh kehati-hatian melihat apa saja yang terdampak. Masyarakat, katanya, perlu bersabar karena proses restorasi perlu penilaian menyeluruh yang memakan waktu.
"Saya yakin ini sekarang sudah ditangani oleh tim yang sangat berpengalaman, cuma masyarakat harus bersabar," pungkas Ardi.
[-]
-
Bos BSI Buka-bukaan Siasati Kenaikan Suku Bunga BI(rah/rah)
Sentimen: negatif (100%)