Sentimen
Negatif (100%)
12 Mei 2023 : 16.55
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Tokoh Terkait

Setelah China, Giliran Amerika Jadi Pembunuh Batu Bara

12 Mei 2023 : 16.55 Views 2

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Setelah China, Giliran Amerika Jadi Pembunuh Batu Bara

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara belum juga membaik. Pada perdagangan Kamis (11/5/2023), harga batu bara kontrak Juni di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 160,1 per ton. Harganya jatuh 2,94%.

Harga tersebut adalah yang terendah sejak 03 Januari 2022 (US$ 151,45 per ton).

Pelemahan kemarin juga memperpanjang tren pelemahan harga batu bara menjadi tujuh hari perdagangan. Dalam enam hari tersebut, harga batubara sudah jatuh 15,74%.

-

-

Sepanjang tahun ini, harga pasir hitam sudah jatuh 58,9% atau nyaris 60%.

Bila dihitung dari harga tertinggi batu bara sepanjang masa pada 6 September 2022 (US$ 463,75 per ton) maka harga batu bara sudah jeblok 65,48%.

Harga batu bara ambles karena terus menerus diterjang badai sentimen negatif. Setelah China kini giliran Amerika Serikat (AS) yang memberi kabar buruk dan membuat harga batu bara terkapar.

Badan Adminstrasi Informasi Energi AS (EIA) memperkirakan kapasitas pembangkit listrik batu bara AS akan berkurang lebih dari 50% hingga 2050. Pengurangan besar-besaran tersebut merupakan bagian AS untuk lebih menggunakan energi bersih dan mengurangi emisi karbon.

Rencana ini akan mengurangi permintaan terhadap batu bara sehingga harganya bisa tertekan ke depan.

Skenario pengurangan akan bervariasi tetapi kemungkinan akan berkisar 52-88% menjadi hanya 97-23 gigawatts (GW). Sumbangan listrik dari pembangkit batu bara ke total produksi listrik AS akan berkurang menjadi hanya 1-8% dari saat ini yang berada di angka 22%.

Pada langkah awal yakni hingga 2026, kapasitas listrik dari pembangkit batu bara akan turun menjadi 159 GW.

EIA juga memperkirakan permintaan energi AS akan berkurang menjadi 4,031 triliun kilowatt-hours (kWh) pada 2023, dari 4,05 triliun kWh pada 2022. Melandainya permintaan karena melambatnya perekonomian AS.

Gas dan minyak mentah masih menjadi sumber utama energi AS sehingga perlambatan di AS akan membuat harga kedua komoditas melemah.

Pelemahan kedua komoditas tentu saja akan berimbas kepada harga batu bara yang merupakan sumber energi alternatif bagi gas dan minyak.

China juga terus memberi kabar buruk bagi pasar komoditas. Meskipun ekonomi China rebound pada kuartal I-2023 hingga menembus 4,5 % (year on year/yoy) tetapi aktivitas manufaktur justru melemah.

Purchasing Manager Index (PMI) China terkontraksi menjadi menjadi 49,2 dari pada April.  Indeks jauh lebih kecil dibandingkan 51,9 pada Maret 2023. Pelemahan manufaktur bisa membuat permintaan batu bara melandai.

Impor batu bara China melandai 1,2% dari 41,17 juta ton pada Maret menjadi 40,68 juta ton pada April 2023.

Di sisi lain, produksi batu bara melonjak tajam. Produksi batu bara China meningkat drastis mencatat rekor pada Maret 2023 dengan jumlah 417,22 juta ton.

Jumlah itu setara dengan 13,46 juta ton per hari yang merupakan rekor tertinggi.

Lemahnya permintaan sementara di sisi lain produksi melonjak membuat pasokan meningkat sehingga harganya jatuh.

Inventori batu bara di pertambangan-pertambangan China menembus 68 juta ton pada akhir April 2023. Jumlah tersebut meningkat 21% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Harga batu

Harga batu bara di hub trading Qinhuangdao tercatat CNY 992 pada akhir April, turun 16% dibandingkan awal tahun ini.

Harga batu bara domestik China akan menjadi penentu pergerakan harga batu bara ke depan. Jika produksi terus meningkat sementara permintaan lemah maka harga pasir hitam bisa semakin tertekan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


[-]

-

Kabar Gembira, Harga Batu Bara Diramal Bangkit Pekan Ini
(mae/mae)

Sentimen: negatif (100%)