Sentimen
Negatif (100%)
10 Mei 2023 : 09.40
Informasi Tambahan

BUMN: Garuda Indonesia

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Paris, New York, Shanghai

Kasus: zona merah, Zona Hijau, kebakaran

Was-Was dengan Kondisi AS, Bursa Asia Langsung Kebakaran

10 Mei 2023 : 16.40 Views 2

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Was-Was dengan Kondisi AS, Bursa Asia Langsung Kebakaran

Jakarta, CNBC Indonesia- Mayoritas bursa Asia-Pasifik langsung dibuka melemah pada perdagangan Rabu (10/5/2023), di tengah harap-harap cemas investor menunggu data inflasi Amerika Serikat (AS).

Merujuk Refnitiv pada pukul 08:38 WIB, indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,36%, indeks Nikkei jeblok 0,47%, indeks Shanghai Composite SSEC melemah 0,42%, indeks ASX 200 melandai 0,21% dan indeks KOSPI turun 0,1%.

Hanya indeks Straits Times Singapura yang menguat 0,32%.

Melemahnya mayoritas saham Asia Pasifik melanjutkan tren negatifnya di mana mereka juga jatuh kemarin, Selasa (9/5/2023).

-

-

Hanya indeks Nikkei 225 Jepang dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup di zona hijau. Nikkei 225 ditutup melesat 1,01% sementara IHSG berakhir naik 0,15%.

Sedangkan sisanya ditutup di zona merah. Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup ambruk 2,12%, Shanghai Composite China ambles 1,1%, Straits Times Singapura melemah 0,45, ASX 200 Australia terkoreksi 0,17%, dan KOSPI Korea Selatan turun 0,13%.

Bursa Asia melemah sejalan dengan merahnya bursa Wall Street. Bursa AS tersebut jatuh karena meningkatnya kekhawatiran pasar mengenai krisis perbankan di AS serta kisruh plafon utang pemerintahan Joe Biden.  Investor juga memilih wait and see sebelum pengumuman inflasi. 

Indeks Dow Jones ditutup melemah 0,17%, indeks Nasdaq melandai 0,63% dan indeks S&P 500 terkoreksi 0,46%.

Kekhawatiran investor inilah yang bisa menular ke bursa Asia pada hari ini. Terlebih, krisis perbankan di AS juga belum mereda.

Seperti diketahui, Presiden AS Joe Biden telah berusaha menyelesaikan persoalan utang dengan mengadakan pertemuan dengan Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy pada Selasa kemarin.

Kedua belah pihak sebelumnya sudah menyatakan jika ini adalah percakapan biasa, dan kenaikan pagu utang tidak akan terjadi dalam pertemuan kali ini.

Amerika Serikat kembali mengalami masalah utang yang sudah mencapai batas pagu US$ 31,4 triliun. Jika tidak dinaikkan, maka Amerika Serikat terancam mengalami gagal bayar. Hal ini menjadi salah satu penekan Wall Street dalam beberapa pekan terakhir.

Jika persoalan utang tidak juga diselesaikan maka ekonomi AS bisa melambat lebih cepat dan bisa berimbas kepada ekonomi global.

Pergerakan bursa Asia hari ini juga akan dibayangi oleh rilis data inflasi AS malam nanti.

Hasil polling Reuters menunjukkan inflasi berdasarkan consumer price index(CPI) pada April diprediksi tumbuh 0,4% month-to-month (mtm) lebih tinggi dari sebelumnya 0,1%. Sementara secara tahunan atau year-on-year(yoy) diperkirakan sebesar 5%, sama dengan bulan sebelumnya

Jika inflasi masih kencang maka sulit bagi The Fed untuk segera melunak.

Presiden The Fed wilayah New York, John William mengatakan inflasi baru akan mencapai target 2% dalam jangka waktu dua tahun ke depan. Ia juga membuka peluang suku bunga kembali dinaikkan.

"Kami tidak pernah mengatakan kenaikan suku bunga sudah berakhir. Kami akan memastikan mencapai target kami, kami akan menilai apa yang terjadi pada perekonomian dan mengambil keputusan berdasarkan data," kata William sebagaimana dilansir CNBC International, Selasa (9/5/2023).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


[-]

-

Saham Cuan vs Boncos, Beda Nasib Hotman Paris dan Garuda
(mae/mae)

Sentimen: negatif (100%)