Sentimen
Negatif (100%)
5 Mei 2023 : 17.55
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Shanghai

Kasus: zona merah, Zona Hijau

Tokoh Terkait

Gak Happy Ending di Akhir Pekan, Bursa Asia Ditutup Merana

5 Mei 2023 : 17.55 Views 2

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Gak Happy Ending di Akhir Pekan, Bursa Asia Ditutup Merana

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup terkoreksi pada perdagangan Jumat (5/5/2023) akhir pekan ini, karena investor di kawasan tersebut juga khawatir dengan dampak krisis perbankan di Amerika Serikat (AS) yang terus bermunculan.

Hanya indeks Hang Seng Hong Kong dan dan ASX 200 Australia yang ditutup di zona hijau pada hari ini. Hang Seng ditutup menguat 0,5% ke 20.049,311 dan ASX 200 terapresiasi 0,37% menjadi 7.220.

Sedangkan sisanya ditutup di zona merah. Indeks Shanghai Composite China melemah 0,48% ke 3.334,5, Straits Times Singapura turun tipis 0,08% ke 3.266,63, KOSPI Korea Selatan juga melemah tipis 0,02% ke 2.500,94, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir merosot 0,82% menjadi 6.787,63.

-

-

Sementara untuk pasar saham Jepang pada hari ini masih belum dibuka karena sedang libur dalam rangka Golden Week.

Dari China, data aktivitas jasa yang tergambarkan pada Purchasing Manager's Index (PMI) periode April 2023 versi Caixin turun menjadi 56,4, dari sebelumnya pada Maret lalu di angka 57,8.

"Ini menunjukkan bahwa pemulihan di sektor jasa berlanjut tetapi dengan kecepatan yang sedikit lebih lambat pada April lalu," tulis Caixin.

Para ekonom mencatat inflasi yang terkait dengan jasa mempertahankan tingkat tinggi untuk periode April lalu, terutama untuk harga input.

Pelaku pasar di Asia-Pasifik juga cenderung khawatir dengan krisis perbankan di AS yang dapat makin meluas jika tidak ada penanganan yang lebih komprehensif dari pemerintah AS.

Hal ini terjadi setelah bank regional AS yakni PacWest berencana karena perusahaan berencana untuk menjual asetnya, meski saat ini mereka tengah mempertimbangkan opsi strategis.

Saham PacWest Bancorp anjlok hingga 51%, Alhasil, saham perbankan regional di AS kembali terpukul karena kekhawatiran investor akan memburuknya krisis perbankan.

"Bank-bank regional dan pengetatan kondisi kredit membebani pasar karena investor mencoba mengkalibrasi ulang di mana kita berada dalam hal siklus kredit dan standar pinjaman bank, dan ketika potensi resesi mungkin melanda," kata Zhe Shen, direktur pelaksana strategi diversifikasi di Manajemen Investasi TIFF, dikutip dari Reuters.

Di lain sisi, investor juga masih cenderung kecewa dengan pernyataan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang belum akan segera melunak dengan memangkas suku bunga.

Sebelumnya pada Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fed memutuskan untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bp), sesuai dengan ekspektasi pasar.

Dengan ini, maka The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak sepuluh kali dan dilakukan secara beruntun sejak Maret tahun lalu demi menjinakkan inflasi yang sudah melambung cukup tinggi.

Bahkan, suku bunga The Fed saat ini menjadi yang tertinggi sejak 2006 atau 12 tahun terakhir.

The Fed mengatakan bahwa masih terlalu dini menganggap siklus kenaikan suku bunga telah berakhir, sehingga dalam waktu dekat mereka tidak akan memangkas suku bunga acuannya. Tetapi, Chairman The Fed, Jerome Powell mengisyaratkan akan mengakhiri kenaikan suku bunga.

"Kami di komite berpandangan bahwa inflasi tidak akan turun secepat itu. Ini akan memakan waktu, jika ramalan itu benar. Tetapi dalam waktu dekat kami tidak akan memangkas suku bunga," ujar Powell.

CNBC INDONESIA RESEARCH


[-]

-

Kode Buat IHSG Bursa Asia Hjau, Hang Seng Sudah Melesat 2%
(chd/chd)

Sentimen: negatif (100%)