Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: Garuda Indonesia
Club Olahraga: Bali United, Borneo FC
Grup Musik: APRIL
Cyrus Margono dan Apakah Timnas Indonesia Sudah Krisis Kiper?
CNNindonesia.com Jenis Media: Sport
Selama era Shin Tae Yong di Timnas Indonesia sejak 2020 tidak ada kiper yang mutlak jadi pilihan. Ini kontras dengan situasi dalam dua dekade terakhir.
Pada awal abad ke-21, Hendro Kartiko tidak tergantikan. Kiper kelahiran 24 April 1973 itu kerap jadi pilihan hingga 2007. Setelah itu duet Markus Horison dan Ferry Rotinsulu tidak tersaingi.
Nama keduanya baru tergeser oleh Kurnia Meiga pada 2013. Kiper muda ini melejit karena ketangkasan dan kematangannya. Sayang Meiga harus pensiun dini karena sakit berkepanjangan.
Usai era Meiga, posisi kiper berganti-ganti dari Andritany Ardhiyasa, Muhammad Ridho, Awan Setho, hingga Nadeo Argawinata. Dari empat nama ini, Nadeo yang paling sering dipanggil Shin Tae Yong.
Namun performa Nadeo sedang menurun. Kiper yang baru saja kembali ke Borneo FC setelah tiga musim membela Bali United ini sudah tak dipercaya Shin Tae Yong lagi dalam laga uji coba internasional.
Nama Nadeo memang masih masuk daftar panggil, tetapi ia tak tampil saat dua kali melawan Burundi. STY lebih memilih Syahrul Trisna dalam dua laga itu, menyisihkan Nadeo dan Daffa Fasya.
Selain nama-nama yang disebut di atas ada Muhammad Riyandi, Adi Satryo, Ernando Eri, dan Cahya Supriyadi yang juga pernah dipanggil membela skuad Garuda. Hanya mereka ini mulai tersisih.
Dalam situasi ini, muncul nama Cyrus Margono. Pria 21 tahun tersebut mengaku tertarik membela Timnas Indonesia dan saat ini sedang mengurus berkas mendapatkan kembali status Warga Negara Indonesia.
Cyrus adalah kiper klub Yunani Panathinaikos B. Pemuda berpaspor Amerika Serikat ini dianggap layak membela Timnas Indonesia, apalagi ia punya darah Indonesia dari sang ayah.
Dengan tinggi mencapai 190 centimeter, Cyrus digadang-gadang bisa menjadi pilihan Shin untuk Piala Asia 2023 yang akan berlangsung di Qatar pada awal 2024 mendatang.
Pertanyaan lantas muncul, apakah Indonesia sudah krisis kiper berkualitas sehingga menggantungkan harapan ke kiper berdarah Indonesia yang saat ini belum menjadi WNI?
Baca kelanjutan berita ini di halaman berikutnya>>> Korelasi Fenomena Kiper Asing di Liga 1 BACA HALAMAN BERIKUTNYASentimen: negatif (66%)