Sentimen
Positif (93%)
3 Mei 2023 : 14.00
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Suzuki

Kab/Kota: Incheon

Kasus: covid-19

ASEAN+3 Sepakat Pakai Mata Uang Lokal, Bye-Bye Dolar AS

3 Mei 2023 : 14.00 Views 2

Liputan6.com Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi

ASEAN+3 Sepakat Pakai Mata Uang Lokal, Bye-Bye Dolar AS

Liputan6.com, Jakarta - Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Negara Anggota ASEAN+3 (AFMGM+3) sepakat memperkuat kerja sama keuangan regional. Termasuk kajian studi beberapa tema strategis atas digitalisasi keuangan, keuangan berkelanjutan, utang korporasi, utang rumah tangga, dan transaksi mata uang lokal atau Local Currency Transaction (LCT).

Komitmen tersebut merupakan hasil kesepakatan dari Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Negara Anggota ASEAN+3 (AFMGM+3) yang diadakan pada 2 Mei 2023 di Incheon, Korea Selatan.

Pertemuan tersebut diselenggarakan di bawah mitra keketuaan (co-chairmanship) dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki, dan Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda.

Sri Mulyani menyampaikan, pertumbuhan ekonomi ASEAN+3 yang kuat sebesar 3,2 persen pada 2022, terlepas dari efek pandemi Covid-19 yang masih ada dan konflik Rusia-Ukraina yang meningkat menjadi krisis. Sementara, gejolak sektor perbankan baru-baru ini di AS dan Eropa memiliki dampak rambatan yang terbatas di kawasan ASEAN+3.

"Meskipun demikian, kita harus tetap waspada. Ke depan, kawasan ini diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,6 persen pada tahun 2023, dipacu oleh permintaan domestik yang kuat karena pemulihan ekonomi terus menunjukkan perbaikan," ujar Sri Mulyani, Rabu (3/5/2023).

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyoroti, bahwa tantangan saat ini dan ketergantungan yang besar pada mata uang dominan tertentu untuk perdagangan internasional dan penyelesaian investasi, dapat meningkatkan kerentanan dan meningkatkan risiko stabilitas keuangan di ASEAN+3.

"Oleh karena itu, ASEAN+3 perlu berinovasi untuk dapat menjaga stabilitas, di tengah inflasi yang masih tinggi, kondisi likuiditas yang lebih ketat, ruang kebijakan yang lebih sempit, dan pengaruh kuat dolar," kata Perry.

Penggunaan Mata Uang Lokal

Dalam hal ini, Perry menekankan pentingnya memperkuat dan meningkatkan kerja sama di antara negara-negara ASEAN+3 dalam konektivitas pembayaran dengan mempromosikan penggunaan mata uang lokal yang lebih luas untuk transaksi.

Berkaitan dengan hal tersebut, AFMGM+3 menyambut baik dan mengakui perkembangan kajian Sistem Pembayaran Lintas Batas di ASEAN+3. Khususnya mengenai Penguatan Transaksi Mata Uang Lokal dalam pembahasan Isu Tematik ASEAN+3.

Sentimen: positif (93.9%)