Sentimen
Negatif (100%)
2 Mei 2023 : 16.41
Tokoh Terkait

Badai Matahari dengan Kecepatan Jutaan Kilometer Capai Bumi

2 Mei 2023 : 16.41 Views 3

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno

Badai Matahari dengan Kecepatan Jutaan Kilometer Capai Bumi
Jakarta, CNN Indonesia --

Badai Matahari dengan kecepatan jutaan kilometer per jam diperkirakan akan menghujani Bumi hari ini dan menimbulkan badai geomagnetik di atmosfer Bumi.

Badai Matahari ini diperkirakan akan memancarkan pertikel Matahari ke atmosfer Bumi dan tiba antara 11 hingga 12 Juli.

Hal ini berdasarkan pengamatan dari seorang astronom antariksa senior Dr. Tony Phillips seperti tertulis di situs miliknya, Space Weather. Ia menyebut sebuah lubang sudah terbentuk di atmosfer Matahari dan memuntahkan aliran angin Matahari ke arah Bumi.

-

-

"Aliran angin matahari berkecepatan tinggi mendekati Bumi. ETA: 11-12 Juli," tulisnya.

Angin matahari adalah aliran partikel bermuatan atau plasma yang berasal dari korona Matahari yang meletus dan berhembus ke luar angkasa.

Gelombang angin Matahari kali ini dapat memicu badai matahari kecil di magnetosfer Bumi. Magnetosfer adalah wilayah ruang yang didominasi oleh medan magnet Bumi.

Namun, angin matahari kali ini disebut tidak berdampak besar pada Bumi.

"Badai geomagnetik kecil dan aurora mungkin terjadi ketika angin matahari tiba."

Badan antariksa AS, NASA, memperkirakan kecepatan angin ini rata-rata sekitar satu juta mil per jam, tetapi bisa saja angin ini bergerak lebih cepat.

Senada, Badan Iklim dan Cuaca Inggris Met Office) menyebut akan ada aktivitas Matahari yang rendah pada Minggu (11/7). Namun, badai matahari ini disebut makin melemah dalam 24 jam.

"Suar kecil ini berasal dari salah satu dari dua kelompok bintik matahari di matahari," seperti tertulis dalam situs tersebut. 

Efek Badai Matahari

Imbas dari badai Matahari ini bisa dilihat sebagai aurora yang indah pada malam hari bagi mereka yang tinggal di garis lintang utara atau selatan Bumi.

Aurora akan tampak berwarna-warni di wilayah dekat Kutub Utara atau Selatan. Fenomena ini dikenal sebagai Aurora Borealis di utara dan Aurora Australis di selatan.

Selain memberi pemandangan indah, peristiwa ini juga bisa memicu gangguan pada perangkat elektronik akibat badai geomagnetik.

Peristiwa cuaca luar angkasa ini diketahui mengganggu operasi satelit, memengaruhi komunikasi radio, dan bahkan menyebabkan pemadaman listrik.

Dalam beberapa kasus, angin solar dapat meningkatkan gaya gesek satelit dan menurunkan orbitnya sehingga cukup rendah untuk ditarik oleh gravitasi dan jatuh ke Bumi.

Nicky Fox, dari NASA's Director of the Heliophysics Science Division, menjelaskan bahwa angin Matahari ikut membawa medan magnet Matahari.

"Ia bergerak sangat cepat, menghantam tepat ke medan magnet Bumi," tuturnya seperti dikutip Express. 

Sehingga pukulan medan magnetik ke Bumi ini menyebabkan kejutan pada perlindungan magnet kami, yang dapat mengakibatkan turbulensi.

Angin matahari bisa sangat berbahaya bagi astronot yang tidak sepenuhnya terlindung oleh atmosfer pelindung kita.

Partikel bermuatan yang mengalir ke Bumi itu meningkatkan risiko radiasi dan dapat merusak pesawat ruang angkasa mereka.

Badai Matahari yang kacaukan dunia

Secara historis, badai matahari sempat menimbulkan kekacauan di dunia. Badai matahari pada bulan Maret 1989 menyebabkan pemadaman sistem transmisi listrik Hydro-Québec selama sembilan jam di Kanada.

Dan pada tahun 1859, Peristiwa Carrington diduga akibat badai matahari terbesar yang pernah tercatat. Saat itu, pelepasan plasma yang kuat dari Matahari (coronal mass ejections/ CME) disebut telah menggoreng tiang telegraf di seluruh dunia.

Pada 2014, NASA sempat memperingatkan akan terjadi Badai Matahari serupa yang dapat memiliki efek bencana pada jaringan listrik dan jaringan telekomunikasi modern.

(eks/eks)

[-]

Sentimen: negatif (100%)