Penyebab dan Efek Juluran Lidah Api Terbesar Matahari ke Bumi
CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno
Suar Matahari yang meletus dan mengarah ke Bumi pada 3 Juli merupakan salah satu energi ledakan terbesar Matahari. Saat itu Matahari mengirimkan energi cahaya dan partikel berkecepatan tinggi ke sekitar Matahari atau disebut Flare.
Fenomena ini juga disebut sebagai letusan radiasi elektromagnetik dari Matahari, yang berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam.
Flare kerap dikaitkan dengan badai magnet Matahari yang dikenal sebagai coronal mass ejection (CMEs). Jumlah intensitas semburan Matahari itu meningkat setiap 11 tahun sekali.
Hal itu berarti lebih banyak semburan api akan datang cukup besar untuk mengirim radiasi ke Bumi. Para ilmuwan mengklasifikasikan suar 3 Juli tersebut sebagai X1, atau kategori suar Matahari terbesar.
Flare terbesar dikenal sebagai flare kelas X. Hal ini disebut berdasarkan sistem klasifikasi yang membagi flare Matahari berdasarkan kekuatannya. Sedangkan yang terkecil adalah kelas A, lalu diikuti oleh B, C, M dan X.
Mirip dengan skala penghitungan gempa bumi, yakni skala sichter, setiap huruf mewakili peningkatan 10 kali lipat pada skala energi.
Dampak lidah api Matahari ke Bumi
Dalam kondisi normal, gelombang radio frekuensi tinggi (HF) mampu mendukung komunikasi jarak jauh dengan pembiasan melalui lapisan atas ionosfer.
Ketika suar Matahari terjadi, ionisasi dihasilkan di lapisan ionosfer yang lebih rendah dan lebih padat (lapisan D), dan gelombang radio yang berinteraksi dengan elektron di lapisan kehilangan energi karena semakin seringnya tumbukan yang terjadi di lapisan yang lebih tinggi.
Hal ini dapat menyebabkan sinyal radio HF menjadi terdegradasi atau terserap sepenuhnya. Lantas hal itu pula yang menyebabkan pemadaman radio, tidak adanya komunikasi HF, terutama berdampak pada pita 3 hingga 30 MHz.
Dikutip NASA, semburan Matahari kelas X adalah sepuluh kali M dan 100 kali C. Dalam setiap kelas huruf, terdapat skala yang lebih rendah yakni 1 hingga 9.
Meski demikian kelas C pada flare dianggap terlalu lemah energinya untuk mempengaruhi Bumi secara langsung. Namun suar kelas M dapat berdampak pada pemadaman radio singkat di kutub dan badai radiasi kecil yang dapat membahayakan astronaut.
Suar kelas X merupakan ledakan terbesar di tata surya. Jika diarahkan ke Bumi, suar dan CME dapat menciptakan badai radiasi yang cukup lama, yang dapat membahayakan satelit, sistem komunikasi, dan bahkan teknologi di darat dan jaringan listrik.
Asal lidah api Matahari
Suar matahari biasanya terjadi di daerah aktif, yaitu daerah di Matahari yang ditandai dengan adanya medan magnet yang kuat, biasanya terkait dengan kelompok bintik Matahari.
Saat medan magnet ini berkembang, mereka dapat mencapai titik ketidakstabilan dan melepaskan energi dalam berbagai bentuk. Hal ini termasuk radiasi elektromagnetik, yang diamati sebagai jilatan api Matahari.
Dikutip SWPC, intensitas suar matahari mencakup rentang yang luas dan diklasifikasikan dalam hal emisi puncak pada pita spektral 0,1 hingga 0,8 newton meter.
(mik/mik)[-]
Sentimen: negatif (99.6%)