Sentimen
Negatif (66%)
27 Apr 2023 : 14.35
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Paris

Tokoh Terkait

Cuaca Panas Mendidih, China-India Jadi Penentu Suhu Bumi

27 Apr 2023 : 14.35 Views 2

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno

Cuaca Panas Mendidih, China-India Jadi Penentu Suhu Bumi

Jakarta, CNBC Indonesia - Perlahan manusia mulai mengurangi penggunaan batu bara. Itu menjadi langkah yang tepat, sebab batu bara adalah bahan bakar fosil yang menjadi salah satu penghasil emisi karbon terbesar, serta pendorong utama perubahan iklim.

Manusia saat ini melepaskan sekitar 15 miliar ton CO2 ke atmosfer setiap tahunnya. Batu bara menyumbang sekitar 40% dari emisi tersebut. Begitu berada di atas sana, CO2 dapat bertahan selama berabad-abad, memerangkap panas matahari dan mengubah iklim di seluruh dunia.

Sayangnya, menurut studi terbaru, langkah manusia menyetop batu bara sudah terlambat. Sebelumnya, komitmen mengurangi emisi karbon ditetapkan melalui Perjanjian Paris.

-

-

Tujuan Perjanjian Paris adalah membatasi kenaikan suhu rata-rata global hingga di bawah 2 derajat celcius, dan mengejar upaya untuk mempertahankan kenaikan di bawah 1,5 derajat.

Namun, tanpa perubahan ekstrim, para ilmuwan memperingatkan umat manusia akan menuju pemanasan 2,5 atau 3 derajat. Ini bukan pertama kalinya para peneliti membuat prediksi tersebut.

"Semakin banyak negara yang menjanjikan bahwa mereka akan menghapus batu bara dari sistem energi mereka, dan itu positif," kata rekan penulis studi dan ilmuwan lingkungan Aleh Cherp dari Universitas Lund di Swedia, dikutip dari Science Alert, Kamis (27/4/2023)

"Namun sayangnya, komitmen mereka kurang kuat," tambahnya.

Menurut Cherp, jika ingin memiliki peluang realistis untuk memenuhi target 2 derajat, penghentian penggunaan batu bara harus dilakukan lebih cepat, dan negara-negara yang bergantung pada bahan bakar fosil lain perlu meningkatkan laju transisinya.

Untuk mencapai kesimpulan tersebut, para peneliti menganalisis rencana dari 72 negara yang telah berjanji untuk menghentikan penggunaan batu bara pada tahun 2050.

China dan India Jadi Penentu

Kabar baiknya adalah masih mungkin untuk menghindari pemanasan 2 derajat. Tetapi hanya dalam skenario kasus terbaik, di mana China dan India mulai menghapus batu bara secara bertahap dalam lima tahun.

Meski begitu, mereka menambahkan, kita hanya akan bertahan di bawah 2 derajat pemanasan jika China dan India mengadopsi rencana ambisius, setidaknya menyamai laju pengurangan Inggris sejauh ini dan melebihi pemotongan yang telah dijanjikan Jerman.

Di bawah skenario lain, yang oleh para peneliti disebut lebih realistis, Bumi berada di jalur pemanasan global 2,5 hingga 3 derajat.

Sementara itu, lusinan negara telah tertinggal dari janji Perjanjian Paris mereka. Dalam laporan tahun 2021 hanya Gambia satu-satunya negara yang saat ini berada di jalur yang benar.

Perubahan iklim sudah mendatangkan malapetaka jauh sebelum 2 derajat pemanasan, tetapi para ilmuwan secara luas memperkirakan konsekuensi yang lebih buruk saat kita mendekati dan melewati garis itu.

Pemanasan sebanyak ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah manusia, tetapi Bumi telah melihat periode panas yang sebanding sejak lama. Ini dikatakan para peneliti memberi kita beberapa petunjuk tentang apa yang akan terjadi.

Hilangnya lapisan es Antartika dapat menaikkan permukaan laut hingga 20 meter, misalnya. Sementara orang-orang di seluruh dunia menghadapi bencana yang tak henti-hentinya mulai dari gelombang panas dan kekeringan besar hingga badai super dan banjir glasial, bersama dengan ketahanan pangan yang lebih rendah dan risiko penyakit patogen yang lebih tinggi.

Terlepas dari pesatnya pertumbuhan energi terbarukan, dan semakin tabunya pembangkit listrik tenaga batu bara, batu bara terbukti menjadi kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan.

Penggunaan batu bara secara bertahap menurun di banyak negara. Setelah penurunan 3,1 persen pada tahun 2020, konsumsi batu bara global meningkat sebesar 1,2 persen pada tahun 2022, menurut Badan Energi Internasional. Ini mendorong penggunaan batu bara tahunan dunia melampaui 8 miliar metrik ton untuk pertama kalinya.

Emisi CO2 global juga masih meningkat, pulih dari tingkat terendah terkait pandemi pada tahun 2020 ke tingkat tertinggi baru pada tahun 2021 dan 2022. Emisi CO2 dari batu bara naik 1,6 persen pada tahun 2022, menurut IEA, dan batu bara tetap menjadi penyebab utama di balik peningkatan emisi CO2 keseluruhan.


[-]

-

Warga RI Rasakan Sendiri, Nasib Bumi Sudah di Ujung Tanduk
(fab/fab)

Sentimen: negatif (66.7%)