Badai PHK di Sektor Teknologi AS jadi Peluang bagi India, Kok Bisa?
Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi
Liputan6.com, Jakarta Miliarder pendiri perusahaan teknologi Infosys, Narayana Murthy melihat badai pemutusan hubungan kerja atau PHK di sektor teknologi di Amerika Serikat sebagai peluang bagi India.
"Saya melihat hal-hal ini (seperti pemutusan hubungan kerja di sektor teknologi) sebagai bagian dari siklus bisnis. Kurva naik dan turun. Jadi saya tidak akan terlalu khawatir," kata Murthy, dikutip dari CNBC International, Kamis (27/4/2023).
Dilaporkan ada kekhawatiran yang dirasakan sejumlah perusahaan IT di India bahwa perlambatan ekonomi AS dapat menyebabkan perusahaan Amerika mengurangi pengeluaran teknologi dan proyek di India.
Namun menurut Murthy, perusahaan IT India malah akan mendapatkan keuntungan.
"Setiap kali ada penurunan di AS atau di negara maju, ada peluang lebih besar bagi negara-negara seperti India, terutama di sektor saya, yang memberikan nilai uang yang lebih baik,” ujarnya kepada The CNBC Conversation.
"Dalam penurunan, pasar menyusut sedikit dan piagam kami sangat jelas. Kami bekerja lebih keras dan kemudian kami mengambil pangsa pasar yang sedikit lebih besar dan Anda tidak akan mengalami masalah kehilangan pekerjaan," dia menjelaskan.
Seperti diketahui bahwa, Narayana Murthy — bersama keenam temannya — mendirikan Infosys pada tahun 1981. Dia menjabat sebagai CEO dari tahun 1981 hingga 2002.
Didanai dengan investasi awal senilai USD 250 dari istri Murthy, Infosys telah berkembang menjadi perusahaan bernilai miliaran dolar senilai lebih dari USD 60 miliar atau Rp. 886,2 triliun.
Perusahaan IT terbesar kedua di India itu kini mempekerjakan lebih dari 346.000 pekerja di seluruh dunia dari kawasan Asia-Pasifik hingga Amerika Utara, Eropa dan Timur Tengah.
Sentimen: positif (44.4%)