Elshinta.com - Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono mengajak warga untuk menjaga nilai toleransi walaupun ada yang merayakan Lebaran 2023 pada hari yang berbeda.

"Sesuai imbauan Majelis Ulama Indonesia (MUI) agar toleran dan tetap bersatu saling menghormati satu sama lainnya menyikapi Lebaran yang berbeda harinya, ada yang Jumat (21/4) dan Sabtu (22/4)," kata dia di Depok, Minggu.

Ia juga mengajak momentum hari Lebaran ini disikapi secara kesederhanaan.

Menurut dia, menyambut Lebaran dengan berfoya-foya akan menjadi mubazir pada kemudian hari.

Dia mengatakan hikmah Idul Fitri sesungguhnya kembali kepada kesucian, setelah satu bulan lamanya, antara lain berpuasa, menahan nafsu, lapar, dan haus.

"Mari rayakan Idul Fitri dengan sederhana, mudah-mudahan ibadah Ramadhan berbekas untuk 11 bulan mendatang," katanya.

Ia mengemukakan tentang sikap bijaksana terhadap mereka berpunya.

"Yang orang berpunya jangan tunjukkan kemewahan karena akan menimbulkan hal-hal tak baik," kata Imam Budi.

Jaringan Muslim Madani (JMM) menyatakan adanya perbedaan penetapan 1 Syawal 1444 Hijriah atau Lebaran 2023 di Indonesia justru menjadi rahmat untuk memperkuat persatuan umat atau ukhuah islamiah.

"Perbedaan hal yang biasa dan tidak perlu dipermasalahkan, karena masing-masing memiliki dasar metode penetapan yang dapat dipertanggungjawabkan," kata Direktur Eksekutif JMM Syukron Jamal.

Ia menyatakan bahwa kerukunan antarumat sebagai modal penting menjaga persatuan dan kesatuan bangsa melalui semangat saling menghargai dan menghormati satu sama lain.

"Masyarakat Muslim di Indonesia sudah memiliki modal yang kuat dalam menyikapi perbedaan terlebih soal penetapan 1 Syawal 1444 H yang dari dulu tidak jadi persoalan. Ini justru jadi rahmat modal penting membangun sikap moderat dan toleran saling menghargai dan menghormati satu sama lain menjaga persatuan dan kerukunan umat," katanya.