Sentimen
Negatif (66%)
23 Apr 2023 : 15.46
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kasus: Kemacetan

Jadi Puncak Arus Balik, Hindari Pulang 25 April dan 1 Mei 2023

23 Apr 2023 : 22.46 Views 2

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

Jadi Puncak Arus Balik, Hindari Pulang 25 April dan 1 Mei 2023
Jakarta -

Pemerintah memprediksi puncak arus balik mudik lebaran 2023 menuju pada tanggal 25 April dan 1 Mei 2023. Untuk itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengimbau agar masyarakat yang hendak pulang ke ibu kota dan wilayah lainnya menghindari tanggal-tanggal tersebut.

"Perlu disosialisasikan secara masif agar masyarakat yang tidak terburu-buru dengan urusannya mendesak untuk kembali bisa menunda jadwal kembali ke Jakarta menghindari itu, yaitu tanggal 26-30 April 2023. Tentu saja bagi mereka tidak mungkin menunda tentu tidak dilarang untuk balik 24-25 April 2023," jelasnya dalam konferensi virtual, Minggu (23/4/2023).

Muhadjir mengatakan pada tanggal 24 dan 25 April 2023, PT Jasamarga telah memprediksi akan ada 203.000 kendaraan yang akan kembali ke Jakarta dan sekitarnya. Untuk itu masyarakat diimbau agar menghindari tanggal-tanggal tersebut.

-

-

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga mengatakan demikian. Ia menyebut, puncak arus balik akan terjadi pada 24, 25, 29 April 2023. Kemudian puncaknya juga jadi pada 1 Mei 2023.

"Oleh karena itu kami rekomendasi nggak di puncak sebab hari hari itu sesuai dengan KA puncaknya itu pemilihan balik ke daerah asal," lanjutnya.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap ada sejumlah upaya untuk meredam kemacetan saat arus balik mudik lebaran 2023 ini. Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah skema ganjil genap, contra flow, dan one way.

"Sudah diketahui bahwa arus mudik 2023 adalah arus mudik dengan puncak mudik tertinggi sepanjang 2019 sampai dengan 2022. Sehingga untuk arus balik menjadi arus balik tertinggi sepanjang tahun itu. Untuk itu perlu dilakukan langka-langkah dan upaya-upaya," tutupnya.

(ada/eds)

Sentimen: negatif (66.6%)