Tanda Redflag di Aplikasi Kencan sampai Akhirnya Kuras Rekening
Detik.com Jenis Media: Tekno
Tinggal dengan swipe ke kanan, cari jodoh di era modern jadi makin mudah. Tapi ingat, ada juga kasus-kasus penipu cinta seperti Simon Leveiv 'Tinder Swindler' yang terjadi dan berawal dari kurangnya kehati-hatian di aplikasi kencan.
Berasal dari kekhawatiran ini, sejumlah ilmuwan pada akhirnya mengerucutkan sejumlah tahapan dan 'tanda-tanda' atau redflags dari tukang tipu berkedok cinta.
"Penipuan romantis berkembang menjadi masalah yang berkembang, dan penelitian di bidang ini penting untuk mengurangi penipuan," kata Dr Lynsay A. Shepherd yang meneliti hal itu, sebagaimana dikutip dari NY Post.
Shepherd bersama rekannya, Alexander Bils dan Profesor Graham Johnson, melakukan skrining pada ratusan studi untuk bisa mendapatkan review komprehensif tentang bagaimana penipuan berkedok cinta beraksi. Mereka pun menjelaskan bahwa tukang tipu pada awalnya akan berpura-pura menjadi seseorang yang 'hopeless romantic' alias bucin.
Selain bucin, dia akan menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, sering memuji, begitu puitis, dengan tujuan memanipulasi korban mereka secara emosional. Ini dimaksudkan agar membuat korban percaya bahwa hubungan online terasa tulus.
Peneliti juga menemukan, orang yang jadi tukang tipu berkedok cinta biasanya dikenal sering menggembar-gembor soal latar belakang militer mereka atau mengaku 'takut Tuhan'. Banyak juga yang mengarang cerita sedih masa lalu untuk meraih simpati korban.
Sementara untuk korban, peneliti melihat ciri-ciri yang kerap dijadikan sasaran antara lain; berpendidikan, lajang dan berusia antara 35-54 tahun, kemampuan komputer yang kurang baik, dan memiliki tendensi impulsif.
Penipu akan masuk secara halus, mereka biasanya menjadi orang yang pertama kali menghubungi. Ketika dia dan korban sudah memiliki 'hubungan emosional', barulah penipu mulai mencoba memoroti secara finansial.
"Para peneliti, situs kencan online, dan penegak hukum perlu bekerja sama untuk memecahkan masalah terkait penipuan asmara," kata Shepherd.
"Penipu terus-menerus menemukan cara baru untuk menipu orang, oleh karena itu penting untuk meneliti dan menemukan cara baru untuk melindungi orang dari penipuan ini, misalnya, pelatihan yang lebih baik, program kesadaran, dan deteksi penipuan," tandasnya.
Simak Video "Apple Jadi Raja Smartphone Dunia Tahun 2022"
[-]
(ask/ask)
Sentimen: negatif (94.1%)