Sentimen
Netral (94%)
18 Apr 2023 : 01.33
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Volkswagen

Jokowi Gaet Perusahaan Eropa Investasi EV, Emiten Ini Untung?

18 Apr 2023 : 08.33 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Jokowi Gaet Perusahaan Eropa Investasi EV, Emiten Ini Untung?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertemuan bisnis telah dilakukan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dengan tiga pemimpin perusahaan Eropa di Hotel Kastens Luisenhoff, Hannover, Jerman, Minggu (16/04/2023). Tiga perusahaan tersebut adalah BASF, Eramet, dan Volkswagen melalui PowerCo.

Pemimpin perusahaan BASF menyampaikan secara langsung bahwa pihaknya akan melakukan investasi dalam pembangunan ekosistem baterai mobil di Maluku Utara.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, BASF menyampaikan secara langsung minat investasinya kepada Presiden Jokowi untuk melakukan investasi di Maluku Utara dalam rangka pembangunan ekosistem baterai mobil yang kurang lebih investasinya sekitar 2,6 miliar dolar AS.

-

-

Nantinya, BASF akan bekerja sama dengan perusahaan Prancis, Eramet, untuk menciptakan ekosistem tersebut dengan menerapkan praktik usaha yang memperhatikan ESG (Environment, Social and Government) lingkungan dan menggunakan energi hijau.

"Proses pembangunannya akan mulai dilakukan di akhir tahun 2023 ini," ucap Bahlil.

Bahlil juga menjelaskan perusahaan Volkswagen melalui PowerCo juga turut akan membangun ekosistem baterai mobil di Indonesia dengan bekerjasama bersama sejumlah perusahaan termasuk perusahaan nasional. Hal tersebut merupakan momentum yang tepat untuk menunjukkan bahwa Indonesia secara terbuka memberikan peluang investasi kepada perusahaan di seluruh dunia.

"Ini sebagai bentuk investasi yang inklusif dan sekaligus untuk menganulir cara pikir orang bahwa seolah-olah pengelolaan tambang kita di Indonesia tidak memperhatikan kaidah-kaidah yang ada pada standar internasional," imbuh Bahlil.

Diketahui, perkembangan mobil listrik sudah dimulai satu dekade yang lalu. Peralihan atau transisi dari penggunaan mobil konvensional ke mobil listrik didorong oleh kesepakatan negara-negara di dunia untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Begitupun di Indonesia, masa depan industri otomotif Indonesia tengah mengalami transisi menuju industry yang lebih ramah lingkungan.

Pada 2040, Kementerian ESDM menargetkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) ditargetkan sudah mencapai 71% dengan tidak ada penjualan motor konvensional, dan konsumsi listrik mencapai 2.847 kWh/kapita. Lalu pada 2050, bauran EBT diharapkan sudah mencapai 87% dibarengi dengan tidak melakukan penjualan mobil konvensional dan konsumsi listrik 4.299 kWh/kapita. Saat ini, data terbaru di 2021, porsi bauran EBT baru mencapai 11,5%.

Tenaga Ahli Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Bidang Kelistrikan Sripeni Inten Cahyani mengatakan produksi mobil listrik diharapkan bisa menggeser populasi kendaraan mesin bakar, dan konversi kendaraan listrik secara langsung akan mengurangi populasinya.

Menurut Inten, berdasarkan jumlah sertifikat registrasi uji tipe yang telah terbit kini merangkak naik, di tahun 2023 jumlah kendaraan listrik meningkat menjadi 53.091 unit dan jumlah SPKLU di akhir tahun 2022 bertambah menjadi 439 unit.

Selain itu, Asian Development Bank trend kenaikan kendaraan listrik akan lanjut naik di tahun 2023. Asian Develeopment Bank menaksir akan ada 67 ribu unit motor listrik tahun ini, kemudian meningkat menjadi 301 ribu unit hingga 2,86 juta unit pada 2025 dan 2030.

Hal ini pun akan berpengaruh positif pada beberapa sektor kendaraan listrik dan produsen nikel dalam pembuatan baterai kendaraan listrik yang dimana akan menopang pemasukan dari industri tersebut.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


[-]

-

EV Makin Ramai, Bisakah SLIS Jadi Pemimpin Defacto?
(saw/saw)

Sentimen: netral (94.1%)