Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: bandung
Kasus: covid-19, PHK
Tokoh Terkait
Sederet Startup Sayur-Buah RI yang PHK, Bangkrut, atau Tutup
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Badai PHK, bangkrut dan penutupan layanan ikut berdampak pada laanan belanja sayur dan buah. Persaingan industri ini memang cukup ketat, termasuk dengan pedagang di pasar hingga startup baru yang terus bermunculan.
PHK terbaru diumumkan oleh Sayurbox.CEO dan Co-Founder, Amanda Susanti menjelaskan pasar Business to Consumers (B2C) milik perusahaan tidak tumbuh. Meski di sisi lain segmen B2B (Business to Business) mereka bertumbuh kuat.
Untuk lebih jelasnya lagi, berikut daftar startup yang mengalami PHK, bangkrut, dan tutup:
1. Sayurbox
Pada PHK kali ini, Sayurbox tak menyebutkan jumlah karyawan yang terdampak. Pihak perusahaan menjanjikan akan melakukan bantuan pada mereka yang terdampak keputusan, termasuk paket kompensasi sesuai peratran yang berlaku.
Selain itu juga akan menyediakan sejumlah program, takni menyediakan akses pada platform pencarian pekerjaan dari perusahaan dengan lowongan.
PHK kali ini merupakan kedua kalinya, setelah Desember lalu melakukan hal serupa pada 5% karyawannya. Saat itu, Amanda menjelaskan PHK dilakukan untuk Sayurbox bisa jadi perusahaan yang mandiri secara finansial dan bertumbuh jangka panjang saat ada tantangan ekonomi makro global.
"Keputusan sulit ini tidak dapat dihindari supaya perusahaan lebih agile dan mampu menjaga tingkat pertumbuhan sehingga terus memberikan dampak positif bagi para konsumen, mitra pengemudi serta ribuan petani dan produsen lokal yang bekerjasama dengan kami dan supaya bisnis bisa sustainable dalam jangka panjang," jelasnya.
2. Bananas
Nasib buruk dialami Bananas, yang hanya bisa bertahan 10 bulan sebelum ditutup Oktober 2022 lalu. Pengumuman penutupan kala itu dilakukan lewat unggahan story pada akun Instagram resminya.
"Kami telah beroperasi sejak Januari 2022, membangun brand bersama dengan grup yang cerdas dan brilian yang selalu berupaya 100% memberikan layanan dan pengalaman berkualitas tinggi bagi pelanggan kami. Kami telah berkembang dengan mantap dan cepat dari bulan ke bulan selama 10 bulan terakhir," tulis Bananas.
Meski menutup layanan quick commercenya, Bananas masih beroperasi sebagai perusahaan.
3. Stoqo
Stoqo, perusahaan penjual sembako online, berhenti beroperasi pada 22 April 2020. Satu hari sebelumnnya, manajemen mengumpulkan karyawan dan mengabari rencana penutupan. Stoqo juga mengehentikan layanan pada website resminya.
Pandemi Covid-19 membatasi ruang usaha dan melemahkan bisnisnya. Sebab mereka memasok bahan makanan seperti cabai, telur, dan ampas kopi pada gerai makanan atau restoran.
4. TaniHub
TaniHub juga telah menghentikan operasonal dua gudang yakni Bandung dan Bali pada Februari tahun lalu. Saat itu, Senior Corporate Communication Manager TaniHub Group, Bhisma Adinaya menjelaskan langkah tersebut diambil untuk perusahaan bisa mempertajam fokus dan meningkatkan pertumbuhan lewat B2B seperti horeka, ritel modern, grosir UMKM dan mitra strategis;.
"Nantinya, serapan hasil panen petani pun juga akan makin besar dan tentunya akan turut memperkuat sisi hulu kami," ujar Bhisma dalam keterangan yang diterima CNBC Indonesia. "Dengan demikian kami menghentikan juga seluruh kegiatan yang berkaitan dengan B2C [melayani rumah tangga]".
TaniHub juga diketahui melakukan PHK karyawan, penyebabnya karena penutupan operasional gudang tersebut. Namun mereka tak menyebut jumlah pegawai yang dipecat tersebut.
5. Brambang
Layanan groceries, Brambang dilaporkan beralih ke marketplace. Penghentian layanan sudah terjadi pada 17 Mei dan mereka beroperasi melalui layanan lainnya bernama Brambang Elektronik.
"Halo pelanggan setia Brambang.com. Terima kasih atas kepercayaan Anda selama ini, kami informasikan bahwa layanan groceries Brambang akan berhenti pada Jumat, 27 Mei pkl 19.00 WIB," tulis akun Brambang.com. "Jangan khawatir, kami akan terus melayani Anda melalui bisnis layanan kami @brambangelektronik.
[-]
-
Wah! Investor Ini Tawarkan Rp 1,5 M ke Karyawan PHK StartupSentimen: positif (49.2%)