Sentimen
Netral (100%)
15 Apr 2023 : 21.18

Free Ongkir Jadi Beban Jasa Pengirim hingga e-Commerce

16 Apr 2023 : 04.18 Views 2

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Free Ongkir Jadi Beban Jasa Pengirim hingga e-Commerce
Jakarta, CNN Indonesia --

Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) mengatakan biaya atas promo bebas ongkos kirim (free ongkir) biasanya dibebankan kepada perusahaan logistik, penjual, dan e-commerce.

Sekjen Asperindo Trian Yuserma menjelaskan tak ada aturan pasti dalam membuat skema biaya promo free ongkir. Hal itu tergantung kesepakatan antara perusahaan logistik, penjual, dan e-commerce.

"(Biaya atas free ongkir) dibebankan ke seller bisa, ke perusahaan logistik, atau dibebankan ke diri sendiri (e-commerce)," ungkap Trian kepada CNNIndonesia.com, Kamis (4/8).

-

-

Namun, ia tak merinci lebih lanjut rata-rata berapa persen perusahaan logistik harus menanggung biaya dalam penyelenggaraan promo free ongkir. Hal yang pasti, 1 persen pun terasa berat.

"Kami kan kirim ke seluruh Indonesia, ya intinya berat. Proporsi (biaya atas penyelenggaraan promo free ongkir) tidak menarik untuk dibahas," jelas Trian.

Trian menjelaskan perusahaan logistik kerap kalah dalam bernegosiasi dengan e-commerce. Maklum, e-commerce lebih menguasai pasar ketimbang perusahaan logistik.

"Ya kan mereka (e-commerce) yang mengadakan, orang mengertinya e-commerce sendiri yang mengadakan tapi kan dibebankan ke macam-macam. Intinya bisa dibebankan ke semua pihak yang terlibat di dalam e-commerce," ucapnya.

Oleh karena itu, ia meminta agar penyelenggaraan promo free ongkir tak diberlakukan lagi dalam berbelanja daring (online).

"Itu tidak baik untuk kelangsungan industri. Free ongkir itu merugikan, tidak menarik," tegas Trian.

Dalam kesempatan berbeda, Ketua Umum Indonesia E-Commerce Association (idEA) Bima Laga mengatakan kebijakan free ongkir tak sepenuhnya ditanggung perusahaan logistik.

Layanan itu akan menjadi beban bersama antara pihak e-commerce, penjual, dan perusahaan logistik.

Namun, ia mengklaim beberapa perusahaan logistik justru menawarkan diskon ongkir lebih besar.

"Jadi saya bingung kalau ada klaim perusahaan logistik jadi pihak yang dirugikan dan dianggap menanggung semua biaya," ucap Bima.

Bima menambahkan pihaknya akan berkoordinasi dan melakukan pengecekan kembali ke perusahaan logistik yang menjadi mitra. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengeluaran perusahaan untuk menanggung diskon ongkir.

[-]

(aud/sfr)

Sentimen: netral (100%)