Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Apple
Tokoh Terkait
Tampang Elon Musk hingga Bill Gates Jatuh Miskin Bikin Kaget
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Kemampuan kecerdasan buatan makin canggih. Setelah rekayasa potret Paus mengenakan jaket Balenciaga putih viral, kini teknologi "generative AI" digunakan untuk menciptakan potret orang terkaya dunia seperti Bill Gates dan Elon Musk jatuh miskin.
Sebuah post di Instagram yang diberi nama "Slumdog Millionaires" menggambarkan figur orang terkaya dunia di perkampungan kumuh. Pemilik akun yang bernama Gokul Pillai menggunakan generator gambar yang diperkuat kecerdasan buatan (AI) bernama Midjourney.
Selain Musk dan Gates, tokoh yang "direlokasi" oleh Pillai ke perkampungan kumuh adalah bos Meta Mark Zuckerberg dan pemilik Amazon Jeff Bezos. Ada juga investor kawakan Warren Buffet dan eks Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Teknologi "generative AI" adalah kecerdasan buatan yang bisa menciptakan konten "orisinil" baik beruapa teks, gambar, hingga suara. Hasil karya AI sebelumnya telah menarik perhatian dunia lewat penggambaran Trump diborgol hingga Paus Fransiskus dengan jaket tebal Balenciaga.
Foto: Kolase (Tangkapan layar Instagram @withgokul)Kolase (Tangkapan layar Instagram @withgokul)
Gates dan Musk, yang ditampilkan di posting Instagram, adalah dua tokoh yang vokal bicara soal industri AI. Keduanya bahkan telah melontarkan peringatan tentang bahaya monetisasi teknologi AI dengan terburu-buru.
Baru-baru ini, Elon Musk dan ribuan CEO perusahaan teknologi menandatangani petisi untuk menyetop sementara (pause) penelitian lebih lanjut soal teknologi kecerdasan buatan (AI).
Mereka menilai AI berpotensi menghancurkan peradaban manusia jika tak dibarengi regulasi yang mumpuni. Selain Musk, petisi itu ditandatangani beberapa nama besar seperti pendiri Apple Steve Wozniak dan pendiri Skype Joan Talinnm.
Menanggapi hal ini, pendiri Microsoft Bill Gates akhirnya buka suara. Ia tak mendukung petisi tersebut karena menurutnya "tak menyelesaikan masalah".
"Teknologi ini punya banyak sekali manfaat. Yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi area yang bisa membahayakan," kata dia, dikutip dari Reuters, Kamis (6/4/2023).
[-]
-
Di Balik ChatGPT, Ada Bahaya Pembunuh Manusia Masa Depan(dem)
Sentimen: positif (98.3%)