Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Kab/Kota: Menteng
Tokoh Terkait
Islam dan Kebersihan yang Tak Bisa Dipisahkan
Detik.com Jenis Media: Hiburan
Kita sering mendengar hadis yang menyebut soal kebersihan berbunyi 'kebersihan itu sebagian dari iman'. Secara sederhana hadis ini menekankan kepada kita sebagai umat Islam untuk selalu menjaga kebersihan, baik lahir dan batin. Kata ustaz dan ustazah, menjaga kebersihan merupakan hal yang paling mendasar dalam ajaran agama Islam.
Dalam sebuah tausiyahnya, Quraish Shihab pernah menguraikan soal Islam dan kebersihan, juga mengenai hadis populer di atas. Menurut Quraish Shihab, makna dari hadis tentang kebersihan dan iman bisa berarti dua hal. Yang pertama adalah 'bagian dari iman', yang kedua bisa juga berarti 'manifestasi dari iman'.
Makna pertama ini sejalan dengan sebuah hadis lain yang mengatakan bahwa 'Iman itu ada enam puluh sekian cabang, salah satu cabangnya adalah upaya membersihkan kotoran dan gangguan di jalan raya'. Sehingga apabila kebersihan itu kita artikan sebagai bagian dari iman, maka kalau seseorang memiliki upaya untuk membersihkan kotoran dan gangguan yang ada di jalan maka ini merupakan gambaran kekuatan imannya.
Makna kedua sebaga manifestasi iman berarti bahwa kebersihan lahir seseorang adalah gambaran kualitas imannya. Apabila dia bersih secara lahir maka makin beriman orang tersebut. Lebih lanjut soal kebersihan sebagai manifestasi iman, Quraish Shihab menjelaskan bahwa puncak dari hal tersebut adalah mengakui keesaan Allah SWT. Dari situ kita pun diwajibkan untuk membersihkan batin dan hati kita dari hal-hal yang bisa membawa kita ke perbuatan yang menyekutukan Allah.
"Jadi sejak dini Islam mengharuskan kita untuk menjaga kebersihan lahir dan batin. Ada yang berkata, wahyu kedua itu berisi perintah kebersihan lahir dan batin, 'yaa ayyuhal muddatstsir' (ada juga yang mengatakan ini wahyu ketiga). 'yaa ayyuhal muddatstsir, qum fa andzir' (bangkitlah untuk memberikan peringatan). 'Wa Rabbaka fa kabbir' (agungkanlah Tuhanmu). 'Wa tsiyaabaka fa thahhir' (pakaianmu bersihkan). 'War rujza fahjur' (tinggalkan semua kekotoran batin). Dalam Al-Qu'an, Allah menyebut bahwa 'Allah senang orang bertakwa, senang orang bersabar, senang orang bertawakal, Allah senang kepada orang yang bertobat dalam arti membersihkan hatinya, dan senang kepada orang yang membersihkan badannya.' Jadi sejak semula, kebersihan lahir dan batin ini sudah diharuskan," terang Quraish Shihab.
Hal ini diamini pula oleh Riri Khariroh, M.A., seorang aktivis lingkungan, ustazah, sekaligus Direktur Pusat Edukasi Pemberdayaan dan Konseling Keluarga PUSAKA. Saat mengisi acara program inspirasi buka BKN PDI Perjuangan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Riri Khariroh menyoroti perihal kebersihan dalam ranah yang lebih sempit yakni di rumah tangga dan lingkungan tempat tinggal.
Islam sebagai agama yang mencintai kebersihan, menurut Riri Khariroh, harus diamalkan dengan mulai memilih dan memilah sampah di ranah rumah tangga. Tidak hanya karena ini sejalan dengan tuntunan Rasulullah SAW soal kebersihan, sesuai dengan apa yang difirmankan Allah SWT dalam Al-Qur'an, juga sangat penting kaitannya dengan usaha kita sebagai manusia menjaga bumi dan alam ciptaan Allah SWT.
"Dalam Islam, kebersihan itu jadi sesuatu yang utama. Kebersihan itu adalah bagian dari ekspresi keimanan kita. Karena Allah itu indah dan menyukai keindahan, Allah itu bersih yang menyukai kebersihan. Alam ini kan diciptakan Allah untuk kita jaga bareng-bareng. Bisa dibayangkan kalau lingkungan kita kotor, itu kan bisa menimbulkan penyakit, dan juga bisa membuat bumi ini semakin panas karena perubahan iklim," terang Riri Khariroh.
"Praktek dalam kehidupan sehari-hari. Tidak cukup membuang sampah pada tempatnya tapi juga usaha untuk memilah sampah. Karena kalau dicampur, nanti pembuangannya di TPA dan itu bisa berbahaya kalau ditumpuk lama. Sebagai orang Islam, kita tidak boleh membuat bumi ini rusak. Apalagi sampai membuat ada korban masyarakat," lanjut dia.
Riri Khoriroh menggarisbawahi soal usaha kita sebagai umat Islam untuk selalu menjaga alam sekitar demi menghindari potensi kerusakan bumi dari global warming dan perubahan iklim. Sejalan dengan itu, Quraish Shihab dalam bukunya, Islam yang Saya Anut, juga menulis tentang bagaimana manusia harus bersopan santun terhadap segala hal yang ada di bumi termasuk benda-benda tidak bernyawa. Prinsip dasar perlakuan manusia trhadap benda-benda tidak bernyawa ini adalah memelihara dan mengantarnya kembali ke tujuan penciptaannya.
Dalam surat an-Nahl ayat 14 Allah SWT berfirman: "Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur."
Dari ayat tersebut, kita sebagai manusia diminta selalu menjaga lingkungan, kebersihan, memulai mengelola sampah rumah tangga yang seringkali berujung ke laut dan mencemarinya. Pada akhirnya usaha ini akan menjadi salah satu bukti keimanan kita karena sudah mampu menjaga kebersihan.
(aay/mau)Sentimen: positif (100%)