Sentimen
Negatif (99%)
12 Apr 2023 : 15.30
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tanah Abang, Jabodetabek, Manggarai, Palmerah

Partai Terkait

Jajal KRL di Jam Sibuk, Andre Rosiade: Memang Harus Tambah Kereta

12 Apr 2023 : 22.30 Views 3

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

Jajal KRL di Jam Sibuk, Andre Rosiade: Memang Harus Tambah Kereta
Jakarta -

Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Gerindra, Andre Rosiade mengakui KRL Jabodetabek sangat padat terutama di jam sibuk. Hal itu dirasakannya sendiri usai menjajal moda transportasi tersebut dari Stasiun Rawa Buntu menuju Stasiun Palmerah.

Andre langsung terjun ke lapangan untuk menguji hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang menyebut keterisian KRL masih aman sehingga tidak diperlukan impor.

"Kebetulan saya rumah di Serpong jadi naik dari Stasiun Rawa Buntu menuju kantor DPR RI di Stasiun Palmerah. Itu kata anak kereta ini jalur lunak karena nggak lewat Tanah Abang, nggak lewat Manggarai," kata Andre saat rapat kerja Komisi VI DPR dengan Wakil Menteri BUMN II, Rabu (12/4/2023).

-

-

Usai menggunakan KRL di jam sibuk yakni pukul 6.21 WIB, Andre melihat ada dua catatan yang harus dibenahi pemerintah maupun PT Kereta Commuter Indonesia (KCI). Pertama, perlu tambahan rangkaian kereta agar kepadatan penumpang bisa terurai.

"Itu masuk ke kereta sangat sulit saking padatnya, itu saya alami, jadi memang betul sangat padat. Jadi memang betul harus ada tambahan kereta, rangkaian lagi, mungkin tambah lagi gerbongnya. Lalu tambah lagi keretanya supaya jadwalnya jangan per 9 menit atau 5 menit untuk jam sibuk," tuturnya.

Untuk itu, dia meminta pemerintah segera menetapkan kebijakan terkait pengadaan trainset KRL untuk tahun ini sambil menunggu rencana retrofit di 2024 dan produksi baru INKA di 2025. Menurutnya masyarakat tidak bisa menunggu lebih lama lagi.

"2023 ini gimana solusinya, mungkin bisa rekayasa, atau mau tidak mau, pahit atau tidak pahit gara-gara ketidakmampuan manajemen KCI terpaksa kita harus impor. Ini harus diputuskan mau apa, jangan lama-lama ambil keputusan karena masyarakat butuh, jangan masyarakat kayak cendol di dalam," ucapnya.

"Kalau Pak Tiko (Wamen BUMN) kan enak naik toet toet toet, (dikawal) patwal sebagai pejabat negara. Tapi rakyat yang lain kan enggak, mereka kayak cendol di dalam (KRL), coba kalau ada ibu hamil, orang tua," tambahnya.

Catatan kedua, Andre menilai perlu ada pembenahan prasarana di stasiun karena berdasarkan pengalamannya butuh waktu lama hanya untuk keluar dari stasiun. Hal itu menurutnya menjadi penyebab penumpukan di stasiun transit seperti Tanah Abang dan Manggarai.

"Jadi selain menyelesaikan permasalahan sarana kereta apinya, juga prasarana stasiunnya harus diselesaikan," pungkasnya.

(aid/eds)

Sentimen: negatif (99.9%)