Sentimen
Positif (49%)
4 Apr 2023 : 12.43
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Hyundai, Wuling

Grup Musik: APRIL

Tak Jadi Dapat 'Subsidi' Rp 80 Juta, Harga Wuling Air ev Lebih Mahal dari Agya Cs

4 Apr 2023 : 19.43 Views 3

Detik.com Detik.com Jenis Media: Otomotif

Tak Jadi Dapat 'Subsidi' Rp 80 Juta, Harga Wuling Air ev Lebih Mahal dari Agya Cs
Jakarta -

Mobil listrik sudah mendapat 'subsidi' dari pemerintah sejak 1 April 2023. Berkat 'subsidi' itu mobil listrik jadi lebih murah. Namun kalau dibandingkan dengan mobil di segmen LCGC, masih kalah murah.

Pemberian insentif diharapkan bisa menggenjot penjualan kendaraan listrik di Indonesia. Khususnya untuk mobil listrik, selama ini rata-rata masih dijual dengan banderol lebih mahal ketimbang mobil bermesin konvensional.

Sekadar kilas balik, pada Desember 2022, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkap bahwa mobil listrik bakal diberi insentif sekitar Rp 80 juta, sedangkan mobil hybrid Rp 40 juta. Besaran subsidi itu diharapkan bisa mendongkrak penjualan mobil listrik yang selama ini masih lesu.

-

-

Namun dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 38 tahun 2023 tentang Pajak Pertambahan Nilai Atas Penyerahan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Roda Empat Tertentu dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Bus Tertentu yang Ditanggung Pemerintah tahun anggaran 2023, insentif yang diberikan pemerintah untuk mobil listrik bukanlah potongan harga Rp 80 juta. Mobil hybrid pun mendapat insentif Rp 40 juta sebagaimana disebutkan dulu.

Per 1 April 2023, pemerintah mulai memberlakukan 'subsidi' terhadap mobil listrik berupa insentif PPN. Pembelian mobil listrik yang harusnya dikenakan PPN 11%, maka dengan insentif tersebut konsumen hanya perlu membayar 1%. Sementara 10% sisanya ditanggung pemerintah. Insentif PPN tersebut diberikan hingga Desember 2023.

Kalau dihitung-hitung, insentif itu makin besar seiring dengan harga mobilnya. Mengambil contoh untuk Wuling Air ev yang dijual di kisaran Rp 200-300 jutaan, insentifnya tidak sampai Rp 50 juta. Dalam simulasi perhitungan tim detikOto, Wuling Air ev varian tertinggi hanya mendapat 'diskon' Rp 29,95 juta. Artinya bila dipotong dengan insentif tersebut, harga Wuling Air ev Rp 265,55 juta.

Sementara untuk Hyundai Ioniq 5, insentif PPN itu mencapai Rp 85,99 juta untuk varian tertingginya. Dengan insentif itu, banderol Hyundai Ioniq 5 masih di kisaran Rp 700 jutaan.

Jika mengacu pada banderol tersebut, artinya harga mobil listrik masih lebih mahal ketimbang mobil konvensional yang terlaris di Indonesia. Wuling Air ev misalnya masih lebih mahal ketimbang jajaran mobil LCGC. Sekadar informasi, LCGC merupakan salah satu segmen terlaris di Indonesia. Mobil LCGC saat ini paling mahal dijual Rp 190 jutaan. Wuling Air ev juga harus bertarung ketat dengan jajaran mobil di segmen Low MPV sekelas Avanza cs. Begitu juga Hyundai Ioniq 5, meski sudah mendapat insentif harganya masih di atas Rp 500 juta.

Di sisi lain, untuk bisa membuat masyarakat beralih ke mobil listrik faktor harga merupakan hal penting. Sebelumnya, pengamat otomotif Bebin Djuana menilai bahwa harga mobil listrik harusnya bisa setara dengan LCGC supaya masyarakat mau beralih menggunakannya.

"Sekarang LCGC main di kisaran berapa, kan Anda mau replace itu, cari volume di situ, terus gimana. Anda nawarin barang Rp 250 juta, kekuatan market ada di situ adanya, ya enggak lah bikin aja mobil yang di bawah 200 juta, 190 juta juga pada ngiler," ungkap Bebin belum lama ini.

Adapun dengan insentif tersebut akan diberikan kepada 35.862 unit mobil listrik Wuling Air ev dan Hyundai Ioniq 5. Sejauh ini, pada tahun 2022 total penjualan dua mobil listrik itu tak sampai 10.000 ribu unit. Lalu dengan insentif akankah penjualan mobil listrik tembus puluhan ribu di tahun ini?

Simak Video "RI Subsidi Rp 80 Juta untuk Mobil Listrik, Bagaimana Negara Lain?"
[-]
(dry/din)

Sentimen: positif (49.2%)