Sentimen
Positif (98%)
3 Apr 2023 : 13.11
Informasi Tambahan

Hewan: Ular

Institusi: Stanford University

Tokoh Terkait

Rahasia Populasi Semut Menguasai Dunia

3 Apr 2023 : 13.11 Views 2

Detik.com Detik.com Jenis Media: Tekno

Rahasia Populasi Semut Menguasai Dunia
Jakarta -

Jumlah semut di dunia begitu banyak. Ada lebih dari 14.000 spesies berbeda, dan meski ukurannya kecil, ia menguasai Bumi karena tersebar di setiap benua kecuali Antartika.

Para peneliti memperkirakan bahwa ada lebih dari empat kuadriliun semut di Bumi. Namun bagaimana semut berevolusi menguasai dunia dari segi jumlahnya, masih menjadi misteri.

Dalam sebuah studi terbaru yang diterbitkan di jurnal Evolution Letters, para ilmuwan menggunakan kombinasi fosil, DNA, dan data tentang preferensi habitat spesies modern untuk menyatukan bagaimana semut dan tumbuhan berevolusi bersama selama 60 juta tahun terakhir.

-

-

Mereka menemukan bahwa ketika tumbuhan berbunga menyebar dari hutan, semut mengikuti, memulai evolusi ribuan spesies semut yang hidup hari ini.

"Kita dapat melihat semut di hampir setiap benua, menempati semua habitat yang berbeda, dan bahkan dimensi yang berbeda dari habitat tersebut. Beberapa semut hidup di bawah tanah, dan yang lainnya ada pohon," kata Matthew Nelsen, ilmuwan penelitian di Field Museum di Chicago dan penulis utama makalah tersebut, dikutip dari SciTechDaily, Senin (3/4/2023).

"Kami mencoba memahami bagaimana mereka dapat melakukan diversifikasi dari satu nenek moyang yang sama untuk menempati semua ruang yang berbeda ini," sambungnya.

Para ilmuwan telah mengetahui bahwa semut dan tumbuhan berbunga, atau angiospermae, keduanya berasal sekitar 140 juta tahun yang lalu, kemudian menjadi lebih umum dan menyebar ke habitat baru. Nelsen dan rekan-rekannya ingin menemukan bukti bahwa jalur evolusi kedua kelompok itu saling terkait.

Untuk menemukan kaitan itu, Nelsen dan rekan penulisnya, Corrie Moreau di Cornell University, Kevin Boyce di Stanford University, dan Richard Ree di Field Museum, membandingkan iklim yang dihuni oleh 1.400 spesies semut modern, termasuk data suhu dan curah hujan.

Mereka menggabungkan informasi ini dengan rekonstruksi pohon keluarga semut dalam skala waktu, berdasarkan informasi genetik dan fosil semut yang diawetkan dalam damar.

Banyak perilaku semut, seperti di mana mereka membangun sarang dan habitat apa yang mereka tinggali, tampaknya sangat tertanam dalam garis keturunan spesies mereka, sampai-sampai para ilmuwan dapat membuat tebakan yang cukup baik tentang kehidupan semut prasejarah berdasarkan kerabat modern mereka.

Data ini, ketika dipasangkan dengan informasi serupa tentang tumbuhan, membantu memfokuskan dunia semut zaman awal penyebarannya. Sekitar 60 juta tahun yang lalu, semut terutama hidup di hutan dan membangun sarangnya di bawah tanah.

"Kira-kira pada masa ini, beberapa tumbuhan di hutan ini berevolusi untuk mengeluarkan lebih banyak uap air melalui lubang-lubang kecil di daunnya, mereka membuat seluruh tempat menjadi lebih basah, sehingga lingkungan menjadi lebih seperti hutan hujan," kata Nelsen.

Di lingkungan yang lebih basah ini, beberapa semut mulai memindahkan sarangnya dari bawah tanah ke pepohonan. Mereka juga bukan satu-satunya yang pindah ke pohon. Katak, ular, dan tanaman epifit yang kita lihat saat ini, juga berpindah ke pohon pada sekitar waktu ini, membantu menciptakan komunitas arboreal baru.

Beberapa tumbuhan berbunga yang hidup di hutan ini mulai menyebar ke luar, beringsut ke daerah yang lebih gersang dan beradaptasi untuk berkembang dalam kondisi yang lebih kering.

Pekerjaan Nelsen dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa ketika tanaman berbunga meninggalkan hutan, beberapa semut mengikuti. Tumbuhan mungkin telah memberikan bantuan bagi semut dalam bentuk makanan.

"Ilmuwan lain telah menunjukkan bahwa tumbuhan di habitat gersang ini mengembangkan cara membuat makanan bagi semut, termasuk hal-hal seperti elaiosom, yang seperti pelengkap berdaging pada bijinya," kata Nelsen.

Dan ketika semut mengambil benih untuk mendapatkan elaiosom, mereka membantu menyebarkannya. Para peneliti mengatakan bahwa sangat penting menunjukkan bagaimana tanaman membantu membentuk evolusi dan penyebaran semut, mengingat krisis iklim dan keanekaragaman hayati yang kita hadapi.

"Studi ini menunjukkan peran penting tanaman dalam membentuk ekosistem. Pergeseran dalam komunitas tumbuhan seperti yang kita lihat, adalah konsekuensi dari perubahan iklim bersejarah dan modern. Hal ini dapat mengalir dan berdampak pada hewan dan organisme lain yang bergantung pada tumbuhan ini," tutupnya.

Simak Video "Produksi Gula Semut yang Kini Tembus Pasar Internasional"
[-]
(rns/fay)

Sentimen: positif (98.4%)