Sentimen
Negatif (100%)
3 Apr 2023 : 11.06
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Washington, Moskow

Tokoh Terkait

Alert! Arab Saudi Cs Bawa Kabar Buruk Bagi Wong Cilik RI

3 Apr 2023 : 11.06 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Alert! Arab Saudi Cs Bawa Kabar Buruk Bagi Wong Cilik RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Arab Saudi dan produsen minyak OPEC+ lainnya pada hari Minggu (2/4/2023) mengumumkan pengurangan produksi minyak mentah lebih lanjut sekitar 1,16 juta barel per hari. Keputusan ini bisa kembali melambungkan harga minyak mentah.

Total volume pemotongan oleh OPEC+, kelompok organisasi negara eksportir minyak dengan Rusia dan sekutu lainnya, menjadi 3,66 juta barel per hari menurut perhitungan. Jumlah tersebut setara dengan 3,7% dari permintaan global.

Pengumuman hari Minggu datang sehari sebelum pertemuan virtual panel menteri OPEC+, yang mencakup Arab Saudi dan Rusia, dan yang diperkirakan akan mempertahankan pemotongan 2 juta barel per hari yang sudah ada hingga akhir 2023.

-

-

Harga minyak LCOc1 bulan lalu turun menuju US$70 per barel, terendah dalam 15 bulan, di tengah kekhawatiran bahwa krisis perbankan global akan menekan permintaan.

Namun, tindakan lebih lanjut oleh OPEC+ untuk mendukung pasar tidak diharapkan setelah sumber meremehkan prospek ini dan minyak mentah pulih menuju US$80.

Pengurangan terbaru dapat mengangkat harga minyak sebesar US$10 per barel, kata kepala perusahaan investasi Pickering Energy Partners pada hari Minggu.

Sementara itu, pialang minyak PVM mengatakan pihaknya mengharapkan lonjakan segera setelah perdagangan dimulai setelah akhir pekan.

"Saya memperkirakan pasar akan membuka beberapa dolar lebih tinggi, mungkin sebanyak US$3," kata Tamas Varga dari PVM. "Langkahnya benar-benar bullish."

Produsen utama OPEC Arab Saudi mengatakan akan memangkas produksi sebesar 500.000 barel per hari. Kementerian energi Saudi mengatakan pengurangan sukarela kerajaan adalah tindakan pencegahan yang bertujuan mendukung stabilitas pasar minyak.

"OPEC mengambil langkah pencegahan jika ada kemungkinan penurunan permintaan," kata Amrita Sen, pendiri dan direktur Energy Aspects, dikutip dari Reuters.

Oktober lalu, OPEC+ telah menyetujui pengurangan produksi 2 juta barel per hari dari November hingga akhir tahun 2022.

Langkah tersebut membuat marah Washington karena pasokan yang lebih ketat akan mendorong harga minyak.

Amerika Serikat (AS) berpendapat bahwa dunia membutuhkan harga yang lebih rendah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Juga, mencegah Presiden Rusia Vladimir Putin memperoleh lebih banyak pendapatan untuk mendanai perang Ukraina.

Pemerintahan Joe Biden mengatakan melihat langkah yang diumumkan oleh produsen pada hari Minggu sebagai hal yang tidak bijaksana.

"Kami tidak berpikir pemotongan disarankan pada saat ini mengingat ketidakpastian pasar dan kami telah menjelaskannya," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional.

Pemotongan sukarela akan dimulai dari Mei tahun ini hingga akhir tahun. Irak akan mengurangi produksinya sebesar 211.000 barel per hari, menurut pernyataan resmi.

United Arab Emirates (UEA) mengatakan akan memangkas produksi sebesar 144.000 barel per day (bpd), Kuwait mengumumkan pemotongan 128.000 bpd.

Oman mengumumkan pemotongan 40.000 bpd dan Aljazair mengatakan akan memangkas produksinya sebesar 48.000 bpd. Kazakhstan juga akan memangkas produksi sebesar 78.000 bpd.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak juga mengatakan pada hari Minggu bahwa Moskow akan memperpanjang pemotongan sukarela sebesar 500.000 barel per hari hingga akhir tahun 2023.

Moskow mengumumkan pemotongan tersebut secara sepihak pada bulan Februari setelah pengenalan batas harga Barat.

Sumber OPEC+ mengatakan Gabon akan melakukan pemotongan sukarela sebesar 8.000 barel per hari dan tidak semua anggota OPEC+ bergabung dengan langkah.
Pasalnya, beberapa produsen sudah memompa jauh di bawah tingkat yang disepakati karena kurangnya kapasitas produksi.

Setelah pengurangan sepihak Rusia, pejabat AS mengatakan aliansinya dengan anggota OPEC lainnya melemah, tetapi langkah hari Minggu menunjukkan kerja sama yang masih kuat.

Bila langkah OPEC akan membuat harga minyak melonjak seperti proyeksi banyak orang maka hal itu bisa merugikan Indonesia. Pasalnya, Indonesia adalah importir besar minyak mentah dunia.

Kenaikan harga minyak bisa membuat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pun bisa tidak terhindarkan jika harga minyak dunia terus melambung.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


[-]

-

Harga Minyak Ambruk 10% Dalam Sepekan, Terendah di 2022!
(saw/saw)

Sentimen: negatif (100%)