Sentimen
Negatif (98%)
29 Mar 2023 : 17.10
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Beijing, Shanghai

Kasus: Zona Hijau

Alibaba Bikin Bursa Asia Bergairah, Efek Krisis Bank Memudar?

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

29 Mar 2023 : 17.10
Alibaba Bikin Bursa Asia Bergairah, Efek Krisis Bank Memudar?

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup di zona hijau pada perdagangan Rabu (29/3/2023), di mana beberapa pelaku pasar merespons positif dari rencana Alibaba yang akan membagi perusahaannya menjadi enam grup bisnis.

Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup melonjak 1,33% ke posisi 27.883,8, Hang Seng Hong Kong melejit 2,06% ke 20.192,4, Straits Times Singapura menguat 0,22% ke 3.262,54, ASX 200 Australia bertambah 0,23% ke 7.050,3, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melesat 1,17% menjadi 6.839,44.

Namun, untuk indeks Shanghai Composite China ditutup melemah 0,16% ke 3.240,06 dan KOSPI Korea Selatan turun tipis 0,05% ke 2.433,76.

-

-

Saham Alibaba di bursa Hong Kong dan bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street terpantau melesat, setelah perseroan berencana memecah perusahaannya menjadi enam grup bisnis.

Di bursa Hang Seng, saham Alibaba melonjak 12,32%, sedangkan di Wall Street semalam, saham Alibaba ditutup melompat 14,26%, keduanya melesat setelah kabar tersebut.

Sebelumnya, manajemen Alibaba mengatakan bahwa pihaknya akan memecah bisnisnya menjadi enam grup, masing-masing dengan kemampuan untuk mengumpulkan dana dari luar dan go public, dalam reorganisasi paling signifikan dalam sejarah raksasa e-commerce China.

Pengumuman ini datang tepat setelah pendirinya, Jack Ma, kembali ke China dan mengakhiri masa tinggalnya di luar negeri selama lebih dari satu tahun.

Nantinya, setiap grup bisnis akan dikelola oleh CEO dan dewan direksi sendiri. Alibaba dalam pernyataannya mengungkapkan bahwa langkah tersebut dirancang untuk membuka nilai pemegang saham dan mendorong daya saing pasar.

Adapun reorganisasi ini dilakukan setelah beberapa tahun yang sulit bagi Alibaba yang menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri dan peraturan yang lebih keras dari Beijing, yang mengakibatkan miliaran dolar terhapus dari harga sahamnya. Alibaba telah berjuang dengan pertumbuhan selama beberapa kuartal terakhir.

Kini, raksasa e-commerce itu ingin menghidupkan kembali pertumbuhan dengan reorganisasi. Grup bisnis akan berputar di sekitar prioritas strategisnya.

Di lain sisi, sebagian besar pelaku pasar di Asia-Pasifik optimis bahwa krisis perbankan dapat mereda, meski ada kekhawatiran bahwa ekonomi AS akan mengalami resesi.

Hal ini bahkan diungkapkan oleh Presiden bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Minneapolis, Neel Kashkari dalam wawancaranya dengan CBS.

"Ini jelas membawa kita semakin dekat (dengan resesi) saat ini, apa yang belum jelas bagi kami saat ini adalah seberapa banyak tekanan perbankan yang bisa membuat krisis kredit meluas. Kemudian, krisis kredit akan memperlambat perekonomian," kata Kashkari sebagaimana dilansir CNBC International.

Pada Kamis pekan lalu, The Fed di bawah pimpinan Jerome Powell kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 4,75% - 5%.

Dengan demikian dalam satu tahun terakhir, total kenaikan suku bunga The Fed sebanyak 9 kali sebesar 475 bp. Ke depannya, bank sentral paling powerful di dunia ini melihat rilis data-data ekonomi terbaru akan menentukan akan suku bunga perlu dinaikkan lagi atau tidak.

"Komite pembuat kebijakan akan melihat informasi terbaru dan menilai implikasinya untuk menentukan kebijakan moneter," tulis pernyataan The Fed setelah mengumumkan kenaikan suku bunga.

Powell menyoroti kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) yang membuat likuiditas perbankan menjadi lebih ketat, sehingga The Fed yang sebelumnya terlihat akan kembali agresif menaikkan suku bunga mengendurkan langkah tersebut.

Selain itu, perbankan akan lebih hati-hati dalam menyalurkan kredit, sehingga inflasi bisa lebih cepat turun.

Pasar kini melihat The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi. Bahkan banyak yang memprediksi suku bunga akan dipangkas pada Juli nanti.

Hal tersebut tercermin dari perangkat FedWatch milik CME Group, pasar melihat ada probabilitas sebesar 54% The Fed akan memangkas suku bunganya 25 bp menjadi 4,5% - 4,75%.

CNBC INDONESIA RESEARCH


[-]

-

Investor Fokus ke China, Bursa Asia Dibuka Loyo
(chd/chd)

Sentimen: negatif (98.3%)