Sentimen
Positif (80%)
24 Mar 2023 : 20.45
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Shanghai

Kasus: zona merah

Tokoh Terkait
Janet Yellen

Janet Yellen

Bursa Asia Berakhir Merana, Cuma IHSG yang Happy Weekend

24 Mar 2023 : 20.45 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Bursa Asia Berakhir Merana, Cuma IHSG yang Happy Weekend

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup melemah pada perdagangan Jumat (24/3/2023), di mana investor cenderung mempertimbangkan pernyataan dari Menteri Keuangan AS, Janet Yellen terkait krisis perbankan di AS.

Hanya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melesat pada hari ini, yakni melesat 1,06% menjadi 6.762,25.

-

-

Sedangkan sisanya ditutup di zona merah. Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup turun 0,13% ke posisi 27.385,3, Hang Seng Hong Kong melemah 0,67% ke 19.915,68, Shanghai Composite China terkoreksi 0,64% ke 3.265,65, Straits Times Singapura juga turun 0,12% ke 3.215,11, ASX 200 Australia terdepresiasi 0,19% ke 6.955,2, dan KOSPI Korea Selatan lesu 0,39% menjadi 2.414,96.

Dari Jepang, inflasinya terpantau melambat untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu tahun terakhir, karena subsidi energi pemerintah menutupi tren dasar yang lebih kuat menjelang perubahan kepemimpinan pertama bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) dalam satu dekade.

Inflasi berdasarkan consumer price index (CPI), tidak termasuk makanan segar naik 3,1% pada Februari 2023, melambat lebih dari satu persentase poin dari bulan sebelumnya karena biaya energi yang lebih murah.

Sementara ukuran utama untuk bank sentral melambat dalam kabar baik yang jelas untuk Gubernur baru BoJ, Kazuo Ueda yang akan datang. Sedangkan inflasi yang termasuk makanan dan energi dipercepat ke laju tercepat dalam lebih dari empat dekade terakhir, menunjukkan penguatan harga fundamental yang semakin cepat.

Hal ini bisa memicu spekulasi pasar bahwa Ueda mungkin harus bergerak menuju normalisasi kebijakan lebih cepat.

"Langkah-langkah pemerintah membatasi energi, tapi kami perkirakan harga pangan akan terus naik untuk sementara waktu," kata Yuichi Kodama, ekonom di Meiji Yasuda Research Institute, dikutip dari Bloomberg.

Di lain sisi, investor di Asia-Pasifik dan sebagian besar di Amerika Serikat (AS) mempertimbangkan pernyataan dari Menteri Keuangan AS, Janet Yellen terkait krisis perbankan di AS.

Yellen mengatakan bahwa tindakan darurat federal yang digunakan untuk mendukung SVB dan nasabah Signature Bank dapat digunakan lagi jika perlu.

"Kami telah menggunakan alat penting untuk bertindak cepat untuk mencegah penularan. Dan itu adalah alat yang bisa kami gunakan lagi," kata Yellen dalam kesaksian tertulis di hadapan subkomite House Appropriations, dikutip dari CNBC International.

"Tindakan kuat yang kami ambil memastikan simpanan orang Amerika aman dan tentunya, kami akan siap untuk mengambil tindakan tambahan jika diperlukan," tambahnya.

Komentarnya muncul karena regulator bertujuan untuk meyakinkan nasabah dan investor di tengah krisis perbankan yang dipromosikan oleh penutupan SVB.

Selain itu, koreksi bursa Asia-Pasifik terjadi setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kembali menaikkan suku bunga acuannya pada Rabu siang waktu setempat atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 4,75-5,0%. Meski tetap menaikkan suku bunga, tetapi kenaikan ini sudah sesuai dengan prediksi pasar, berdasarkan alat CME FedWatch.

Namun, kenaikan suku bunga The Fed ini terjadi di tengah krisis perbankan AS yang mengguncang dunia. Keputusan The Fed tersebut menegaskan jika inflasi tetap menjadi pertimbangan utama The Fed.

Inflasi AS sebenarnya sudah melandai ke 6% (year-on-year/yoy) pada Februari 2023, dari 6,4% (yoy) pada Januari 2023. Namun, masih jauh di atas target The Fed di kisaran 2%.

Chairman The Fed, Jerome Powell mengatakan rapat Federal Open Market Committee (FOMC) mempertimbangkan untuk menahan kenaikan suku bunga karena adanya krisis perbankan.

Namun, rapat tetap memutuskan kenaikan karena inflasi masih kencang dan pasar tenaga kerja masih panas.

Meski begitu, pasar berharap bahwa The Fed semakin melunak dan mereka juga mengharapkan bahwa The Fed tidak lagi menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan berikutnya, meski inflasi masih jauh dari target The Fed.

CNBC INDONESIA RESEARCH


[-]

-

Bursa Asia Dibuka Melesat, Tapi Hang Seng-Shanghai Sudah Loyo
(chd/chd)

Sentimen: positif (80%)