Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Shanghai
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Duh! 400 Orang Lebih di China Kehilangan Status Miliarder
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Sederet persoalan besar yang menimpa dunia dalam beberapa waktu terakhir ternyata berdampak buruk terhadap perekonomian China. Bahkan sebanyak 400 orang lebih telah kehilangan status miliarder dalam Hurun Global Rich List 2023.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (24/3/2023) persoalan tersebut adalah pandemi covid-19, pengetatan moneter global dan tindakan keras pemerintah China terhadap perusahaan teknologi besar.
"Jumlah miliarder di dunia turun 8 persen, sementara total kekayaan mereka turun 10 persen," kata Rupert Hoogewerf, pendiri dan ketua Hurun Report. Di mana sebanyak 3.112 orang masuk daftar, turun dibandingkan 3.381 pada 2022.
Meski demikian, miliarder China tetap terbanyak di dunia dengan total 969 pada 16 Januari 2023. Di bawahnya ada Amerika Serikat (AS) dengan 691 miliarder.
Jack Ma, pendiri raksasa e-commerce China Alibaba Group Holding, turun ke posisi ke-52 dari posisi ke-34 tahun sebelumnya, sebagian besar disebabkan oleh tindakan keras China terhadap sektor teknologinya.
"Kenaikan suku bunga, apresiasi dolar AS, meletusnya gelembung teknologi yang didorong oleh COVID, dan dampak lanjutan dari perang Rusia-Ukraina semuanya digabungkan untuk merugikan pasar saham," kata Hoogewerf.
Pada tahun lalu hingga akhir Januari, S&P 500 anjlok lebih dari 14%, sementara di China, indeks acuan Shanghai Composite kehilangan hampir 11%.
Sementara itu, yuan melemah sekitar 8% terhadap dolar AS yang melonjak pada tahun 2022 atau menjadi penurunan tahunan terbesar sejak 1994. Sebagian besar disebabkan oleh kenaikan suku bunga Federal Reserve yang agresif dan ekonomi domestik yang melambat.
Hoogewerf mengatakan dia umumnya positif terhadap tahun ini setelah mengukur skala kepercayaan ekonomi dan kebahagiaan di antara individu-individu berpenghasilan tinggi China.
"Satu-satunya hal yang saya tidak yakin adalah apakah akan ada krisis keuangan global," katanya. "Kami telah melihat krisis bank di Amerika Serikat dan kemudian Swiss. Saya tidak yakin apakah akan ada penularan. Jika tidak, kekayaan akan tumbuh dengan selisih yang sangat besar."
[-]
-
Saham China Jeblok, Takut Jinping Jadi Diktator Selamanya(mij/mij)
Sentimen: negatif (95.5%)