Sentimen
Positif (99%)
22 Mar 2023 : 20.11

Blak-blakan Si Legenda Futsal Indonesia

23 Mar 2023 : 03.11 Views 2

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Sport

Blak-blakan Si Legenda Futsal Indonesia
Jakarta, CNN Indonesia --

Saya meraih sukses di futsal setelah 'pindah lapangan' dari sepak bola. Menurut saya ini adalah berkah, karena saya menuruti kata orang tua.

Anak-anak sekarang mungkin banyak yang tahu kalau Vennard Hutabarat itu pemain futsal. Dari situ baru mereka tahu, mereka lihat di media sosial, kalau saya dulu pemain sepak bola.

Jujur saya semula enggak tahu apa yang akan terjadi setelah pindah dari sepak bola ke futsal. Nyatanya bisa dibilang saya sukses di futsal.

-

-

Saya enggak punya bayangan, seandainya saya terus jadi pemain sepak bola, apakah saya bisa sukses? Yang jelas saya bersyukur atas prestasi saya di futsal.

Membuat Indonesia Raya berkumandang dan merah putih berkibar adalah sebuah impian yang bisa saya raih pada ajang Piala AFF Futsal 2010.

Hingga kini prestasi itu belum bisa terulang. Indonesia belum pernah juara lagi. Sementara di kategori sepak bola, Indonesia belum pernah sekalipun juara AFF.

Mengomentari keberhasilan menjadi juara AFF 2010 itu ada saja orang yang nyinyir dan bilang: "Itu kan karena Thailand enggak ada."

Betul Thailand tidak ada, itu fakta. Saya lupa mereka saat itu absen karena alasan mementingkan tampil di turnamen lain atau lantaran ada perpecahan di organisasi mereka.

Tetapi di sisi lain masih ada Vietnam dan Malaysia. Dua negara itu juga memiliki kualitas yang baik. Terlebih mereka punya pelatih asing waktu itu. Jadi bukan berarti tanpa Thailand, trofi datang sendiri ke Timnas Indonesia.

[Gambas:Instagram]

Keberhasilan juara di Vietnam pada 2010 itu sekaligus menghapus kejadian buruk lima tahun sebelumnya yang membuat karier saya di timnas futsal enggak smooth.

Dari awal Indonesia punya timnas futsal pada 2002, saya sudah ada di sana. Setelah tiga tahun jadi 'langganan' timnas futsal, saya kemudian tak lagi dipilih. Entah permasalahan prinsip atau apa dengan pelatih waktu itu, coach Justinus Lakshana.

Semua bermula pada sebuah pertandingan. Mungkin waktu itu saya dianggap 'ngelawan'. Saya ceritakan saja di sini ya, sekaligus sebagai klarifikasi biar semua orang tahu kenapa kondisi itu terjadi.

Pada waktu itu di sebuah pertandingan Piala Asia 2005, melawan Vietnam kalau enggak salah. Saat itu saya sedang main dan posisinya tim Indonesia sedang diserang.

Waktu itu saya disuruh keluar untuk diganti, tetapi saya enggak langsung keluar karena merasa bertanggung jawab, karena ingin mengamankan gawang dulu. Begitu bola out saya baru keluar. Saya pun dimarahi.

Saya yang waktu itu juga kecewa dengan diri sendiri lantas mengambil air mineral dalam kemasan dan membantingnya ke lantai. Mungkin ada percikan air yang kena ke beliau.

Setelah itu saya tidak pernah dipanggil ke timnas lagi sampai kemudian ada perubahan manajemen futsal, termasuk pergantian pelatih.

Saya baru masuk ke timnas pada 2010. Sebelum masuk ke timnas lagi untuk tampil di Piala AFF 2010, pemanggilan saya pun juga dihiasi bumbu-bumbu pertanyaan mengenai kelayakan saya main di timnas karena saat itu sudah 36 tahun.

Saat tampil di ajang internasional apa pun saya akan memberikan yang terbaik dan berusaha maksimal. Selain bisa menghasilkan gelar Piala AFF 2010, dari permainan optimal itu saya bisa masuk jajaran 200 pemain futsal terbaik dunia.

Wartawan senior Weshley Hutagalung yang pertama memberitahu kalau nama saya ada dalam daftar calon pemain terbaik dunia di situs futsal planet. Dalam daftar yang diurutkan secara alfabet, nama saya ada di urutan ke-189. Gelar pemain terbaik dunia waktu itu diperoleh Falcao.

Itulah dua prestasi besar saya di futsal, membawa Indonesia juara AFF 2010 dan bisa masuk 200 besar nominasi pemain terbaik dunia.

Mengenai Piala AFF 2010, kami bersyukur dengan sambutan kalungan bunga yang didapat 13 tahun lalu ketika PSSI masih berada di bawah kepemimpinan pak Nurdin Halid.

Soal ada hak yang sempat dijanjikan tetapi kami tidak mendapatkannya, ya sudah lah. Tetapi sekarang di saat momennya pas, perbaikan PSSI seiring pak Erick Thohir menjadi Ketua Umum, yang ingin kami lakukan saat ini adalah mengantarkan trofi tersebut ke Istana Negara.

Karena kalau kita lihat sebenarnya ada tim-tim dari level kelompok umur yang punya kesempatan mempersembahkan trofi ke Presiden, sementara kami waktu itu bermain di ajang antarnegara level senior.

Harapannya jika itu terwujud maka futsal di Indonesia mendapat perhatian dari pemerintah karena prestasi tim Merah Putih di cabang olahraga ini juga tak bisa disepelekan.

Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>

Didikan Ayah dan Anjuran Ibu BACA HALAMAN BERIKUTNYA

Sentimen: positif (99.9%)