Sentimen
Negatif (96%)
22 Mar 2023 : 19.30
Tokoh Terkait

Awan Mendung Masih Menyelimuti Minyak, Hari Ini Turun 1%

22 Mar 2023 : 19.30 Views 2

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Awan Mendung Masih Menyelimuti Minyak, Hari Ini Turun 1%

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak turun setelah laporan industri menunjukkan persediaan minyak mentah Amerika Serikat naik sebagai tanda permintaan bahan bakar mungkin melemah.

Mengutip Refinitiv pada Rabu (22/3/2023) pukul 13.30 WIB harga minyak mentah Brent tercatat US$74,76 per barel, turun 0,73%. Sementra WTI turun0,3% ke US$69,21 per barel.

-

-

Data dari American Petroleum Institute pada Selasa menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik sekitar 3,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 17 Maret, kata sumber.

Padahal ekspektasi untuk penarikan sekitar 1,6 juta barel menurut delapan analis yang disurvei oleh Reuters.

Pedagang dan analis saat ini menanti data dari Administrasi Informasi Energi AS pada hari Rabu malam nanti untuk mengkonfirmasi tanda-tanda permintaan minyak mentah yang lebih lemah.

Pada saat yang sama, pasar sedang menunggu hasil pertemuan Federal Reserve AS. Setelah pertemuan tersebut, Ketua Jerome Powell diharapkan mengungkap proyeksi ekonomi dan arah bank sentral mengenai kebijakan kenaikan suku bunga.

Pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Sementara beberapa pengamat bank sentral terkemuka mengatakan hal itu dapat menghentikan kenaikan suku bunga lebih lanjut atau menunda rilis proyeksi ekonomi baru karena gejolak di sektor perbankan global.

Jeda kenaikan suku bunga akan membantu memicu aktivitas ekonomi dan akan meningkatkan permintaan bahan bakar.

Sebelumnya harga minyak membukukan penurunan terbesar dalam beberapa bulan setelah bangkrutnya beberapa bank AS dan krisis di Credit Suisse Eropa. Penyelamatan darurat Credit Suisse selama membantu menghidupkan kembali harga minyak.

Pejabat OPEC+, manajer dana lindung nilai, dan pelaku pasar minyak menyebut penurunan harga minyak baru-baru ini bersifat spekulatif dan bersikeras bahwa peningkatan permintaan akan mendorong harga ke level yang lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang.

Analis ANZ mengatakan pedagang besar melihat faktor fundamental dapat mendorong harga lebih tinggi.

"Ada kekhawatiran bahwa pasokan mungkin juga terpukul lebih dari permintaan di tengah krisis perbankan. Output shale AS paling berisiko dari kondisi kredit yang lebih ketat dari bank-bank regional AS," kata analis ANZ dalam catatan klien.

CNBC INDONESIA RESEARCH

-

Kabar Baik Bagi RI, Harga Minyak Mentah Merosot 3%!

Sentimen: negatif (96.9%)