Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Brand/Merek: Ferrari
BUMN: Garuda Indonesia
Event: Rezim Orde Lama, Piala Dunia U-20 2021, Piala Dunia 2022
Kab/Kota: bandung, Surabaya, Solo, Palembang, Denpasar
Partai Terkait
Sepak Bola, Politik dan Timnas Israel U-20
CNNindonesia.com Jenis Media: Sport
Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Jakarta, CNN Indonesia --L'Histoire se Répète kata pepatah Perancis. Sejarah atau kisah itu terulang kembali.
Ungkapan tersebut rasanya relevan dengan polemik rencana kedatangan Tim nasional sepak bola Israel kelompok umur di bawah 20 tahun atau U-20 di Indonesia yang ditolak sebagian kalangan masyarakat -- mulai dari ormas Islam sampai partai politik berbasis pendukung Islam.
Para penolak kehadiran timnas Israel beralasan sikap politik Indonesia sejak dulu adalah menentang penjajahan Israel terhadap rakyat Palestina. Selain itu, Indonesia tak menjalin hubungan diplomatik dengan negeri Zionis tersebut.
Jika kita buka kembali lembaran sejarah masa lalu. Pada 1958 saat kualifikasi sepak bola Piala Dunia di Swedia, dengan alasan politik Presiden Soekarno memerintahkan pesepak bola Timnas senior Maulwi Saelan cs menolak bertanding melawan Israel. Pilihan serupa diambil Mesir dan Sudan, lawan skuat Garuda yang saat itu akan dihadapi Timnas Israel di laga putaran kedua.
Pada 20 Mei-11 Juni 2023, Indonesia akan menjadi tuan rumah sepak bola dunia kategori kelompok umur tersebut. Selain Indonesia, dan Israel ada 22 negara lainnya yang siap berlaga dan bersaing di kompetisi yang diinisiasi federasi sepak bola dunia FIFA tersebut. Ajang bergengsi menggocek si kulit bundar ini sudah digelar FIFA sejak 1977.
Meski gelombang protes menolak kehadiran Timnas Israel U-20 terus mengalir, pemerintah dan PSSI belum mengambil keputusan yang jelas dan tegas. PSSI lewat Ketua Umumnya Erick Thohir secara diplomatis menyatakan masalah ini akan diurus Kementerian Luar Negeri Indonesia. Ada kabar FIFA bersama PSSI dan Pemerintah Indonesia akan membahas masalah ini dalam waktu dekat dan mencari solusi.
Terlepas dari keputusan nanti yang akan diambil, menurut Erick, sebagai tuan rumah yang ditunjuk FIFA lewat proses bidding 2019 silam, Indonesia siap selenggarakan pertandingan dan jamin keamanan seluruh peserta Piala Dunia U-20 yang digelar di enam stadion. Mulai dari Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (Palembang), Stadion Manahan (Solo), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya), Stadion Kapten I Wayan Dipta (Bali), dan Stadion Si Jalak Harupat (Bandung).
Olah raga dan politikSebagian kalangan yang pro kehadiran Timnas Israel U-20 meminta agar publik memisahkan antara olah raga dengan politik. Faktanya, memisahkan keduanya tak semudah seperti diucapkan.
Suka tak suka realitas tersebut terjadi di arena lapangan hijau. Bahkan FIFA sendiri memberi contoh buruk saat gelaran Piala Dunia 2022 di Qatar lalu. FIFA melarang Rusia melanjutkan laga di babak playoff Piala Dunia melawan Polandia. Alasannya karena negeri Beruang Merah tersebut berperang melawan Ukraina.
Selain kepada timnas Rusia, hukuman dijatuhkan kepada seluruh klub sepak bola Rusia bertanding di ajang internasional. Jika FIFA bisa bersikap tegas kepada Rusia, lain halnya kepada Israel. Hingga kini tak ada sanksi yang dijatuhkan kepada negeri yang menjajah Palestina tersebut sejak 1948.
Pemerintah Indonesia saat ini menghadapi situasi dilematis. Di satu sisi sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, harus siap menerima dan menjamin keamanan seluruh peserta negara asing, termasuk Timnas Israel U-20. Di sisi lain ada desakan sebagian masyarakat, agar pemerintah menolak kepesertaan Israel.
Berpijak kepada konstitusi, Indonesia menentang segala bentuk penjajahan seperti yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina. Hingga kini Indonesia tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
Lantas apakah kali ini Pemerintah Indonesia akan bersikap konfrontatif terhadap FIFA dan Israel seperti era pemerintah Orde Lama yang dipimpin Presiden Soekarno?
Penulis berpendapat kali ini pemerintah dan PSSI akan bersikap moderat. Tetap menyelenggarakan turnamen Piala Dunia U-20 edisi ke-23 tersebut dengan melibatkan Timnas Israel U-20.
Alasan pertama posisi Indonesia yang terikat perjanjian dengan FIFA saat proses bidding sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 pada 2019 silam.
Indonesia harus siap menerima dan menjamin keamanan seluruh peserta. Patut diketahui, Indonesia saat itu belum mengetahui siapa saja 23 perwakilan Timnas negara asing yang akan menjadi lawan Muhammad Ferrari dan kawan-kawan.
Tim nasional sepak bola terbaik kelompok umur di bawah 20 tahun dari pelbagai belahan dunia tersebut terpilih lewat kompetisi sepak bola yang ketat di level konfederasi sepak bola Asia (AFC), Afrika (CAF), Eropa (UEFA), Amerika Selatan (CONMEBOL), Amerika Utara, Tengah dan Karibia (CONCACAF), hingga Oseania (OFC).
Proses Timnas Israel U-20 menjadi salah satu kontestan Piala Dunia U-20 2023 tidak instan. Tim berjuluk putih biru tersebut berjuang di lapangan hijau hingga menjadi runner up Piala Eropa U-19 2022. Lolosnya skuat yang dilatih Ofir Haim tersebut merupakan kali pertama tampil di ajang Piala Dunia U-20.
Oleh sebabnya, mau tak mau Indonesia harus siap menerima Timnas Israel U-20.
Jika Indonesia sukses menyelenggarakan turnamen ini, tidak menuntup kemungkinan FIFA akan mempertimbangkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia pada 2034 yang tengah diupayakan PSSI bersama Kementerian Pemuda dan Olah Raga.
Alasan kedua Indonesia mendapat dukungan dari Pemerintah Palestina.
"Kita tahu bahwa masing-masing federasi olahraga ini memiliki aturan sendiri termasuk FIFA. Dalam kaitan ini, Indonesia telah berhasil memenangkan bidding sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20," kata Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun, saat konferensi pers di Kedutaan Besar Palestina di Jakarta, Rabu (15/3).
Ia menambahkan partisipasi masing-masing negara yang ikut dalam kompetisi Piala Dunia U-20 tidak ada kaitannya dengan konflik politik.
Mitigasi KonflikMeski demikian bukan berarti resistensi terhadap Timnas Israel U-20 di ajang Piala Dunia U-20 2023 akan reda. Otoritas terkait khususnya aparat intelijen (BIN) dan keamanan (Polri) harus memitigasi gangguan keamanan, konflik sampai ancaman tindak pidana terorisme terhadap pesepak bola muda dan ofisial pendukung Timnas Israel U-20.
Upaya meminimalkan konflik di turnamen Piala Dunia U-20 bisa dimulai saat pengundian grup yang akan digelar akhir Maret 2023 di Taman Werdhi Budaya Art Centre Denpasar, Bali.
Berdasarkan aturan FIFA 24 negara peserta akan dibagi ke dalam 6 grup. Masing-masing setiap grup berisi 4 tim. Indonesia lolos otomatis berada di Pot 1/A1 karena statusnya sebagai tuan rumah bersama tim-tim unggulan peringkat teratas.
Selain itu dalam satu grup tidak boleh diisi oleh negara yang sama konfederasinya. Indonesia berada di bawah konfederasi sepak bola Asia (AFC), sementara Israel di bawah naungan konfederasi Eropa (UEFA). Namun karena tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, Indonesia tidak akan ditempatkan berada di satu grup atau tidak akan saling bertemu satu sama lain saat undian pembagian grup.
Harapan FanSebagai pecinta sepak bola dan Timnas Indonesia penulis berharap ajang sepak bola Piala Dunia U-20 yang digelar di enam kota tanah air jadi tontonan sekaligus hiburan yang menarik bagi rakyat. Indonesia menjadi tuan rumah yang baik dan sukses selenggarakan event ini tanpa adanya gangguan keamanan.
Penonton menyimak dengan nyaman dan aman di televisi sampai stadion pesepakbola muda dengan talentanya menggocek bola, bertahan, menyerang sampai mencetak gol, sampai menganalisis dan melihat langsung racikan strategi dan taktik tim pelatih kelas dunia mengalahkan lawan. Tentu sembari berharap dari kompetisi yang digelar di Indonesia kelak akan lahir pesepakbola top. Mengikuti jejak Diego Maradona, Lionel Messi, Andres Iniesta, Paul Pogba, hingga Mohamed Salah yang bakatnya diasah dari ajang Piala Dunia U-20.
Selain itu turnamen Piala Dunia U-20 yang akan dihelat mulai 20 Mei 2023 harap penulis menjadi momen bersejarah kebangkitan sepak bola nasional. PSSI sebagai pihak yang paling bertanggung jawab bisa mengurai satu persatu dan membenahi problem sepak bola nasional. Mampu mendongkrak prestasi Timnas Indonesia khususnya di level senior yang masih miskin prestasi.
Kita Garuda!
(vws) LEBIH BANYAK DARI KOLUMNISSentimen: positif (100%)