Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: Garuda Indonesia
Kasus: zona merah
Tokoh Terkait
FOMC Masih Dinanti, Rupiah Bisa Jatuh Lagi Nih
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah mengakhiri perdagangan kemarin di zona merah setelah takluk di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).Pada perdagangan hari ini, Senin (20/3/2023), rupiah ditutup di posisi Rp 15.355/US$. Mata uang Garuda melemah 0,10%.
Pelemahan rupiah pada Senin berbanding terbalik dengan penguatan pada akhir pekan lalu. Pada Jumat (17/3/2023), rupiah menguat 0,23% dan secara sepekan melonjak 0,68%.
Pelemahan rupiah kemarin disebabkan oleh sikapwait and seeinvestor menjelang pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).Rupiah juga tertekan oleh dampak krisis perbankan di AS.
Seperti diketahui, The Fed akan menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Selasa dan Rabu pekan ini waktu AS (21-22 Maret 2023).
Di tengah kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) dan dua bank lainnya, The Fed diprediksi tidak akan agresif lagi menaikkan suku bunga acuannya.
Berdasarkan perangkat FedWatch miliki CME Group pelaku pasar melihat ada probabilitas sebesar 80% The Fed akan menaikkan suku bunga 25 basis poin pada rapat Kamis. Sementara 20% probabilitas sisanya melihat The Fed tidak akan menaikkan suku bunganya.
Namun, kekhawatiran investor tetap membuat rupiah tertekan. Rupiah juga tetap melemah meskipun Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan jika BI akan tetap menjaga nilai tukar.
Pada Senin, Perry menjalanifit and proper testjabatan Gubernur BI untuk periode kedua.Fit and proper testyang dilakukan Komisi XI sudah menyepakati Perry untuk melanjutkan periode kedua.
"Untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dari rentetan dampak gejolak pasar keuangan global, kami tidak segan menempuh kebijakan intervensi di pasar valuta asing secara tunai (spot), DNDFDomestic Non-Deliverable Forward), dan pembelian/penjualan SBN (Surat Berharga Negaar) dari pasar sekunder, atau yang kami sebut triple intervention," tutur Perry, di hadapan DPR, Senin (20/3/2023).
Foto: Teknikal
Teknikal
Secara teknikal, rupiah sejauh ini masih mampu bertahan di bawah level Rp 15.405/US$, yang merupakan garis moving average (MA) 100.
Grafik harian USD/IDR membentuk candle hijau dengan pola doji, yang mengindikasikan keraguan investor.
Indikator Stochastic pada grafik harian mulai keluar dari wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakanleading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayahoverbought(di atas 80) atauoversold(di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Rupiah berpotensi menguji resistance terdekat MA100 (Rp15.405/US$) sebelum menentukan arah selanjutnya.
Apabila tertahan di bawah resistance tersebut, rupiah berpotensi menguat dan menguji support terdekat yang berada di rentang Rp15.320/US$ - Rp15.300/US$.
Sedangkan apabila menembus resistance MA100, rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan dengan menguji kembali level resistance Rp15.450/US$.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[-]
-
IHSG Nyungsep Lagi, Bakal Jadi Weekend Kelabu?
(trp/trp)
Sentimen: negatif (88.3%)