Sentimen
Negatif (88%)
16 Mar 2023 : 12.27
Tokoh Terkait

Baru Sesi Pertama, 38 Saham Ini Sudah ARB Aja

16 Mar 2023 : 19.27 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Baru Sesi Pertama, 38 Saham Ini Sudah ARB Aja

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak saham yang memiliki kapitalisasi pasar kecil ambles dan sudah menyentuh auto reject bawah (ARB) pada perdagangan sesi I Kamis (16/3/2023), atau saat IHSG terkoreksi 0,75% ke posisi 6.578,73.

Hingga pukul 11:30 WIB, setidaknya ada 38 saham yang ambles dan sudah menyentuh ARB.

Berikut saham-saham yang ambles parah dan sudah menyentuh ARB pada perdagangan sesi I hari ini.

-

-

Saham emiten asuransi umum yakni PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk (MTWI) menjadi saham yang paling parah koreksinya pada sesi I hari ini yakni mencapai 7% ke posisi Rp 93/saham. Saham MTWI juga sudah menyentuh ARB.

Selain saham MTWI, adapula saham PT Krida Jaringan Nusantara Tbk (KJEN) dan PT Metro Realty Tbk (MTSM) yang juga sudah terkoreksi 7% dan tentunya sudah menyentuh ARB.

Di lain sisi, beberapa saham IPO 2023 tercatat juga masuk ke jajaran saham ARB hari ini, seperti saham PT Saptausaha Gemilangindah Tbk (SAGE), PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI), dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).

Adapun volatilitas ke-38 saham tersebut cenderung cukup tinggi pada hari ini, apalagi investor masih cenderung menahan selera risikonya karena kondisi global makin memburuk setelah adanya krisis perbankan di Amerika Serikat (AS) dan kini juga sudah terjadi di Eropa.

Meluasnya krisis perbankan semakin meningkatkan kekhawatiran pasar jika ada persoalan besar dalam sistem perbankan global.

Terbaru, bank investasi asal Swiss yakni Credit Suisse pun mulai mengalami hal-hal yang tidak terduga sebelumnya. Saham Credit Suisse sudah turun selama delapan hari perdagangan dengan pelemahan menembus 39%.

Persoalan Credit Suisse bermula setelah mereka mengakui ada "kelemahan material" yakni kelemahan dalam kontrol internal mereka ketika bank terlambat merilis laporan keuangan.

Bank dengan operasional terbesar di Swiss tersebut menunda rilis laporan keuangan mereka yang seharusnya diserahkan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS pekan lalu.

Keterlambatan terjadi karena mereka merevisi laporan arus kas perusahaan pada 2019 dan 2020.

Sebagai catatan, laporan keuangan 2022 menyebut bank yang berdiri sejak 1856 tersebut mencatat rugi bersih senilai US$ 7,8 miliar.

Kerugian salah satunya oleh penarikan dana besar-besaran hingga menembus 110 billion francs atau sekitar US$ 120 miliar (Rp 1.843,2 triliun).

Persoalan semakin runyam karena investor terbesar mereka, Saudi National Bank, menolak memberikan tambahan modal karena terbentur aturan kepemilikan saham maksimal 10%.

Kepemilikan mereka kini mencapai 9,9%. Saudi National Bank membeli saham Credit Suisse saat bank tersebut mengumpulkan dana hingga US$ 4,2 miliar pada 2022 sebagai bagian dari restrukturisasi dan perbaikan kinerja.

Bank beraset 530 miliar franc atau sekitar US$ 573 miliar (Rp 8.801 triliun) tersebut memang diketahui kerap ditimpa masalah.

"Faktor utama dari kejatuhan pasar saat ini adalah hilangnya kepercayaan. Ini adalah bentuk ketakutan karena pasar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi (pada bank-bank)," Mark Stoeckle, CEO dari Adams Funds, dikutip dari CNBC International.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


[-]

-

Kurang Dari Sehari, 8 Saham ARB Berjamah!
(chd/chd)

Sentimen: negatif (88.9%)