Sentimen
Positif (66%)
15 Mar 2023 : 14.20
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Moskow

Tokoh Terkait

Senjata Negara BRICS yang Bisa Menghancurkan NATO dan Sekutunya

15 Mar 2023 : 14.20 Views 3

iNews.id iNews.id Jenis Media: Metropolitan

Senjata Negara BRICS yang Bisa Menghancurkan NATO dan Sekutunya

loading...

MOSKOW - BRICS adalah akronim dari Brasil, Rusia, India, China dan South Africa (Afrika Selatan). Diketahui, sejumlah negara BRICS mempunyai senjata andalan yang dapat menghancurkan NATO serta sekutunya.

Berikut daftar senjata-senjata hebat yang dimiliki BRICS.

1. Rudal RS-28 SarmatRusia mempunyai senjata nuklir RS-28 Sarmat atau Satan2, julukan yang diberikan NATO karena kemampuan yang mengerikan. Rudal ini mempunyai kecepatan sekitar 16.000 kilometer per jam. Dengan kecepatan yang dimiliki, rudal ini digadang-gadang dapat melenyapkan Inggris dalam kurun waktu 6 menit.

Selain cepat, daya hancur dari RS-28 Sarmat ini dihasilkan dari hulu ledak nuklirnya. Rudal yang mempunyai bobot 208 ton ini dinilai oleh Presiden Rusia Vladimir Putin tidak dapat dicegat oleh sistem pertahanan apa pun.

Tak hanya dapat melenyapkan Inggris, rudal yang dapat membawa hingga 10 hulu ledak besar ini diklaim dapat menyerang daratan Amerika Serikat.

2. Chengdu J-20Jet tempur Chengdu J-20 melakukan penerbangan perdananya pada Januari 2011. Diketahui, jet tempur ini merupakan jet tempur generasi kelima yang diproduksi oleh Chengdu Aircraft Industry Group (CAIG).

Chengdu J-20 mempunyai kemampuan terbang siluman, kemampuan manuver yang tinggi, dan kecepatan jelajah supersonik.

Jet tempur ini dirancang untuk bersaing dengan jet tempur F-22 Raptor Amerika Serikat dan SU-57 milik Rusia.

Chengdu J-20 dirancang untuk menjalankan misi serangan darat hingga lingkungan yang tidak bersahabat.

Jet tempur ini juga dipersenjatai dengan meriam internal untuk misi tempur. Chengdu dapat membawa rudal jarak pendek hingga rudal jarak menengah.

3. Agni VAgni V merupakan rudal balistik antarbenua yang dikembangkan oleh India’s Defense Research and Development Organization (DRDO) pada 2008.

Sentimen: positif (66.3%)