Ketua PKK Surabaya Rini Indriyani dan Pendiri Wadah Sosial Kemasyarakatan Ruang Wong Alit (Rawit), Kartuji saat menghadiri Lomba Hampers atau lomba penyajian hantaran makanan sehat dan bergizi untuk anak di Surabaya Nort Quay Surabaya, Minggu (12/3/2023). (ANTARA/HO-Rawit Surabaya)

Elshinta.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan kelompok masyarakat melakukan berbagai upaya guna mencegah stunting atau kekerdilan di Kota Pahlawan, Jawa Timur, salah satunya dengan cara menggelar lomba penyajian makanan sehat.

"Kami memberikan dukungan penuh apa yang telah dicanangkan Wali Kota Surabaya, bahwa Surabaya harus benar-benar bebas dari stunting pada 2023 ini," kata Pendiri Wadah Sosial Kemasyarakatan Ruang Wong Alit (Rawit) Kartuji dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Senin.

Sah satu bentuk dukungan, kata dia, ikut berpartisipasi membantu pelaksanaan Lomba Hampers atau lomba penyajian hantaran makanan sehat dan bergizi untuk anak yang digelar Kecamatan Pabean Cantian di Surabaya Nort Quay pada Minggu (12/3).

Pada kegiatan itu, lanjut dia, pihak Kecamatan Pabean Cantian juga mengajak berbagai perusahaan yang ada di wilayah itu untuk aktif di acara tersebut, antara lain Pertamina Patra Niaga sebagai sponsor utama, PT Pelindo sebagai penyedia tempat untuk kegiatan, dan Indonesia Health Centre (IHC).

Camat Pabean Cantian Muhammad Januar Rizal mengatakan pihaknya mempunyai harapan dan keyakinan besar bahwa jumlah 23 anak stunting yang ada di Kecamatan Pabean Cantian akan bisa sembuh tuntas dan tumbuh menjadi anak–anak yang normal pada umumnya.

"Tentunya tetap dengan dukungan dari pihak–pihak atau stakeholder yang ada di area Pabean Cantian," kata dia.

Sementara itu Ketua PKK Surabaya Rini Indriyani mengatakan Kecamatan Pabean Cantian adalah kecamatan yang paling aktif dalam penanggulangan dan pengentasan bayi stunitng.

"Kami mengucapkan terima kasih untuk Rawit yang telah mendukung kegiatan ini," kata dia.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 prevalensi stunting di Surabaya di level 4,8 persen, terendah di Indonesia.

Secara nasional rata-rata stunting masih berada di level 21 persen. Adapun bila berdasarkan bulan penimbangan serentak, prevalensi stunting di Surabaya pada 2022 hanya tinggal 1,22 persen.

"Sejak awal diamanahi sebagai wali kota, kami memang langsung tancap gas soal stunting. Presiden Jokowi dan Ibu Megawati selalu pesan soal pentingnya penanganan stunting, karena ini soal masa depan generasi penerus kita. Setelah menjadi yang terendah se-Nasional tahun 2022, tahun 2023 ini kami mohon doa restu Surabaya bisa zero stunting," kata Eri.