Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah mengumumkan kenaikan harga low cost green car atau LCGC sebesar lima persen. Imbasnya, PT Honda Prospect Motor (HPM) akan mengerek harga jual Honda Brio Satya di Indonesia.

Direktur Pemasaran PT HPM, Yusak Billy mengatakan, langkah pemerintah menaikkan ambang batas jual LCGC di Indonesia merupakan keputusan bijaksana. Sebab, biaya produksi dan logistik kendaraan belakangan makin mahal.

"Biaya produksi dan biaya logistik itu sangat tinggi ya. Jadi, kami pertimbangkan untuk meng-adjust kenaikan harga tersebut," ujar Yusak Billy saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (10/3) kemarin.

-

-

Saat ditanya berapa kenaikan harga Honda Brio Satya, Billy mengaku belum bisa bicara. Namun, jika mengacu dari Permenperin Nomor 36 Tahun 2021, kenaikan batas harga maksimal LCGC mencapai Rp 6,7 juta dari batas sebelumnya.

"Belum tahu kenaikannya berapa, tapi kami pertimbangkan kenaikan harga ya, karena biaya produksi dan logistik itu naik sangat tinggi, jadi perlu ada adjustment," ungkapnya.

Bukan hanya itu, Billy juga belum bisa bicara kapan harga Brio Satya naik. Namun, yang jelas, pihaknya mendukung kenaikan harga LCGC yang telah ditetapkan pemerintah.

"Nanti, soal itu (kapan diumumkan) juga belum kita kasih tahu sekarang. Kami masih dalam tahap pertimbangan," kata dia.

Diketahui, penyesuaian harga LCGC yang meliputi Daihatsu Ayla, Daihatsu Sigra, Toyota Agya, Toyota Calya, dan Honda Brio Satya itu merupakan masukan dari sejumlah pihak, termasuk produsen. Rencana tersebut mengacu pada meningkatnya harga material produksi mobil, termasuk LCGC.

LCGC sendiri merupakan program pemerintah yang telah bergulir sejak 10 tahun lalu. Program tersebut bisa diikuti produsen dengan mematuhi sejumlah syarat, mulai dari spesifikasi, produksi hingga kepatuhan penetapan harga yang disesuaikan dalam periode tertentu.

Simak Video "Harga LCGC Termahal Naik, Brio Satya Nyaris Rp 190 Juta!"
[-]
(sfn/rgr)