Rupiah Masih Melemah, Kurs USD untuk Jual di Angka Rp 15.515,19 Simak Mata Uang Lainnya di Sini!
Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada awal perdagangan Jumat. Pelemahan rupiah dipicu sentimen hawkish Bank Sentral AS atau The Fed terkait kemungkinan kenaikan suku bunga acuan yang lebih tinggi.
Nilai tukar rupiah hari ini Jumat (10/3/2023) pagi, dibuka menurun 50 poin atau 0,32 persen ke posisi 15.483 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.433 per dolar AS.
"Peluang pelemahan rupiah terhadap dolar AS masih terbuka hari ini. Sentimen The Fed masih memberikan tekanan untuk rupiah," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra dikutip dari Antara.
Gubernur The Fed Jerome Powell pada Rabu 8 Maret 2023 menegaskan kembali kesaksiannya di depan Kongres tentang kenaikan suku bunga yang lebih tinggi dan berpotensi lebih cepat.
Namun Powel menekankan bahwa perdebatan masih berlangsung, dengan keputusan bergantung pada data yang akan dikeluarkan sebelum pertemuan Maret.
"Sinyal dari Powell dan pengumuman The Fed yang dekat juga mungkin menjadi alasan bagi pelaku pasar untuk mengambil sikap wait and see (menunggu dan mencermati) dan mengantisipasi yang terburuk yaitu The Fed kembali memberi sinyal kenaikan suku bunga acuan yang agresif," ujar Ariston.
Pedagang berjangka dana Fed sekarang memperkirakan probabilitas 60 persen bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, naik dari sekitar 22 persen sebelum komentar Powell pada Selasa (7/3/2023).
Data Jumat diharapkan menunjukkan pemberi kerja menambahkan 205.000 pekerjaan pada Februari, menurut jajak pendapat para ekonom Reuters, jauh di bawah kenaikan 517.000 yang jauh lebih besar dari perkiraan pada Januari. Upah diharapkan meningkat 0,3 persen untuk bulan ini, dan 4,7 persen setiap tahun.
Sentimen: netral (96.9%)