Sentimen
Negatif (99%)
7 Mar 2023 : 13.02
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Beijing, Tiongkok

Kasus: covid-19

Tokoh Terkait

IHSG Longsor Lagi, Deretan Saham Unggulan Ini Banyak Dijual

7 Mar 2023 : 13.02 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

IHSG Longsor Lagi, Deretan Saham Unggulan Ini Banyak Dijual

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini (7/3/23) keluar zona psikologis 6.800 dan berakhir di 6.784,80 atau terkoreksi 0,33% secara harian.

Perdagangan menunjukkan sebanyak 339 saham turun, 170 saham naik dan 209 lainnya tidak berubah.

Hingga istirahat siang, terdapat sekitar 10,8 miliar saham terlibat dan berpindah tangan sebanyak 701 ribu kali serta nilai transaksi sekitar Rp 5 triliun.

-

-

Mayoritas saham-saham dengan kapitalisasi raksasa melemah. Waskita Karya tenggelam 6,62% disusul Elang Mahkota Teknologi jatuh 3,78%. Lalu, Vale Indonesia merosot 3% sementara Wijaya Karya turun 2,5%. Gudang Garam juga terpantau melemah 2,44% dan Kalbe Farma melandai 2,37%.

Investor cenderung wait and see dan memantau perkembangan dari AS dan China. Di AS, investor menanti pidato dari Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell di hadapan Kongres AS pada malam hari ini.

Powell akan berpidato terkait kebijakan moneter ke depannya, termasuk kebijakan suku bunga acuan. Hal ini tentunya menjadi sinyal suku bunga dari The Fed yang akan menentukan nasib pasar keuangan Indonesia pekan ini.

The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 8 kali selama setahun terakhir, yang terbaru adalah kenaikan seperempat poin persentase awal bulan lalu. Pasar masih terpecah antara menginginkan The Fed menurunkan inflasi, kendati demikian rasa khawatir juga muncul penurunan bakal berlebihan sehingga menyebabkan tekanan ekonomi yang terus berlanjut.

Dari China, sejatinya ada sinyal positif yang terlihat dari ekonominya yang mulai bangkit setelah selama dua tahun lebih bertarung dengan pandemi Covid-19.

Namun, pemerintah Tiongkok memperkirakan pertumbuhan ekonomi mereka hanya akan nada di kisaran 5% pada tahun ini. Padahal, sejumlah analis dan lembaga memproyeksi ekonomi bisa tumbuh di atas 5% setelah hanya tumbuh 3% pada 2022.

Pelonggaran mobilitas serta pembukaan perbatasan internasional semula diyakini bisa mendongkrak ekonomi Beijing. Namun, China justru lebih pesimis dibandingkan pasar.

Hal ini pun membuat pasar khawatir bahwa pemulihan ekonomi di China masih cenderung belum berjalan baik meski pelonggaran kebijakan Covid-19 di China terus dilakukan.

CNBC INDONESIA RESEARCH


[-]

-

Simak! Ini Penyebab IHSG Ambruk Nyaris 2%
(Muhammad Azwar/ayh)

Sentimen: negatif (99.5%)