Update Longsor di Natuna: 10 Orang Meninggal hingga Keluarga Mantan Bupati Natuna Ilyas jadi Korban
Tribunnews.com Jenis Media: Regional
TRIBUNNEWS.COM - Musibah tanah longsor yang terjadi di Desa Gentong dan Desa Air Nusa, Pulau Serasan, Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) pada Senin (6/3/2023) sore, menelan korban jiwa.
Hingga Senin malam, sebanyak 10 orang meninggal.
Hal tersebut, disampaikan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepri, Muhammad Hasbi.
"Saya tidak bilang itu benar atau tidak. Yang jelas, sampai saat ini yang terkonfirmasi ada 10 orang ditemukan meninggal dunia, dan sudah dievakuasi," ucapnya, dikutip Tribunnews.com dari TribunBatam.id, Selasa (7/3/2023).
Hasbi mengatakan, berdasarkan informasi diterimanya, 10 orang sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Lebih lanjut, ia meminta agar warga tak langsung mempercayai kabar 50 warga hilang lantaran belum ada kepastian benar atau tidaknya.
Baca juga: Evakuasi Korban Longsor di Natuna Terkendala Cuaca, Jaringan Telekomunikasi Terputus
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Natuna), Raja Darmika, belum mengetahui secara pasti berapa korban jiwa dalam longsor di Natuna.
Sebab, kondisi jaringan telekomunikasi di sana mengalami gangguan.
"Betul, longsor lagi di Serasan. Informasinya ada korban jiwa. Tapi belum tau pasti berapa jumlahnya karena jaringan sedang gangguan," kata Raja Darmika kepada TribunBatam.id.
Diketahui, curah hujan yang tinggi mnegakibatkan terjadinya tanah longsor di Desa Gentong dan Desa Air Nusa di Pulau Serasan, Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), Senin (6/3/2023).
Berdasarkan laporan yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), peristiwa itu dipicu oleh intensitas curah hujan tinggi ditambah kondisi tanah yang labil.
Dikutip dari situs resmi BNBP, Kepala Bidang Kedaruratan, Pusdalops PB dan Logistik BPBD Provinsi Kepulauan Riau, Junainah, menjelaskan kondisi cuaca, sulitnya akses ditambah jaringan telekomunikasi yang terputus juga menghambat proses pencarian dan pertolongan.
Kemudian, sulitnya akses dan faktor jaringan juga menghambat tim dalam pelaporan data sehingga pemutakhiran data belum dapat dilakukan secara maksimal.
"Cuaca berubah-ubah. Angin masih kencang. Ombak sedang tinggi. Lokasi berada di beda pulau dari pusat pemerintahan Kabupaten Natuna. BPBD Provinsi tetap standby," jelas Junainah.
Sentimen: negatif (93.9%)