Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro menjelaskan nasib pengguna layanan jaringan internet generasi kedua dan ketiga, atau disebut 2G dan 3G usai layanan 5G diluncurkan di Indonesia.

Ia menuturkan kedua layanan itu akan tetap beroperasi, selama layanan tersebut masih digunakan oleh masyarakat.

"Dengan kita berinvestasi di 5G bukan berarti 2G dan 3G terhenti. Kita akan tetap menyediakan apapun layanan yang dibutuhkan masyarakat," ujar Setyanto kepada awak media saat peluncuran jaringan 5G, Kamis (27/5).

Tidak hanya menyediakan layanan 2G dan 3G, pihaknya mengklaim akan mengedukasi para penggunanya agar dapat menggunakan layanan yang diklaim lebih efisien, yakni dengan menggunakan layanan internet terbaru.

Disinggung soal penyebaran layanan 5G di Indonesia. Ia mengatakan penyebaran layanan itu mengikuti perkembangan pengguna para pengguna.

"Semoga masyarakat Indonesia cepat belajar, sehingga cepat kami pun bisa cepat memenuhi kebutuhan mereka," ujarnya," ujarnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, per hari ini layanan 5G masih fokus di 9 kota di Indonesia, yakni Medan, Batam, Bandung, Balikpapan, Solo, Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Denpasar.

Wilayah itu, kata dia, berfokus pada area keramaian, khususnya daerah yang menjadi pusat pemukiman penduduk.

-

-

Surat Keterangan Laik Operasi untuk Telkomsel diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika pada 21 Mei 2021, sementara uji laik operasi (ULO) dilakukan pada 19-20 Mei.

Telkomsel memanfaatkan spektrum frekuensi radio di pita frekuensi 2,3GHz untuk menggelar layanan 5G.

Tahap awal, enam lokasi di Jabodetabek sudah disiapkan untuk 5G, antara lain perumahan Kelapa Gading, Pondok Indah, Pantai Indah Kapuk, Bumi Serpong Damai, Widya Chandra, dan Alam Sutera. Lokasi-lokasi tersebut merupakan kawasan elite di Jabodetabek.

Kawasan Widya Chandra sendiri merupakan komplek perumahan elite yang dihuni para menteri dan pejabat-pejabat tinggi negara.

[-]